Keputusan hakim Cepi Iskandar yang memenangkan Setya Novanto (Setnov) di praperadilan melawan KPK menandakan Ketua Umum Partai Golkar itu sakti.
“Kenyataan tersebut telah menempatkan Setnov sebagai salah satu orang paling sakti di negeri ini, bahkan jauh lebih sakti dari Pancasila sebagai filosofi bangsa dan ideologi negara,” kata Juru Bicara Kaukus Muda Berantas Korupsi (KMBK) Soeleman Harta kepada suaranasional, Senin (9/10).
Kata Soeleman, berbagai kasus yang menjerat Setnov selalu lolos. “Setnov tak pernah kalah, sangat sakti jika dibandingkan dengan kesaktian Pancasila,” ungkapnya.
Soeleman mengatakan pusaka yang melekat pada diri Setnov, “pusaka sakti hukum mandraguna’, ternyata jauh lebih sakti dari Pancasila. Pancasila pernah kalah, pusakanya pernah tak sakti. Namun, Setya Novanto tak pernah kalah, sangat sakti jika dibandingkan dengan kesaktian Pancasila.
“Dengan memegang “pusaka sakti hukum mandraguna”, Setya Novanto berhasil lolos dari berbagai jeratan mega korupsi, mulai dari skandal Bank Bali, Papa Minta Saham hingga mega korupsi E-KTP,” jelasnya.
Hebatnya lagi, walaupu sedang terjerat mega-korupsi E-KTP yang membuat namanya nista di mata publik, Setnov tetap saja dipercaya untuk menjabat rangkap jabatan, yaitu sebagai Ketua Umum DPP Golkar sekaligus sebagai Ketua DPR-RI.
Kata Soeleman, seluruh pimpinan dan kader Golkar serta seluruh pimpinan dan anggota DPR-RI bertekuk lutut tak berdaya dihadapan Setnov. Terbukti “pusaka sakti hukum mandraguna” yang dipegang Setnov jauh lebih ampuh dari pusaka warisan leluhur, Pancasila.
“Bayangkan, saking saktinya, bahkan disaat sedang terbaring lunglai di dalam rumah sakit, Setnov dapat mengatur perkara hukum yang berhasil membebaskan dirinya dari jeratan hukum,” jelasnyam
Ia mengatakan, kesaktian Setnov bisa dilihat dapat memimpin rapat untuk memecat salah satu pimpinan Golkar, Yorrys Raweyai dari kepengurusan DPP Golkar di saat tangan dan wajahnya dililit oleh selang infus.