Salah satu pemeran tokoh Soeharto merespons positif usulan Presiden Jokowi untuk pembaruan ulang film ‘Penghianatan G30S/PKI’ Amoroso Katamsi dengan gaya milenial.
Katamsi meminta agar pembuatan film disajikan dengan jujur.
“Saya tidak tahu yang dimaksud daur ulang, tapi kalau diputar ulang silakan. Kalau dibuat kembali buatlah dengan hati yang jujur,” pesan Amoroso kepada wartawan di Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta, Sabtu (30/9/2017).
Diusia senjanya, pemeran tokoh Soeharto muda itu meminta publik agar tidak mengaitkan film G30S/PKI dengan konflik politik saat ini. Karena menurutnya sudut pandang film tentu berbeda dengan peristiwa yang diangkat ke layar lebar.
“Ini film politik di mana setiap peristiwa politik itu selalu ada sudut pandang yang berbeda. Ada dua pihak yang saling berargumentasi, jadi iso(bisa) beda sekarang konflik politik juga begitu pasti beda. Pokoknya sepanjang ada konflik pasti beda,” jelas Amoroso.
Dalam perjalanan kariernya, sudah tiga kali aktor kelahiran 1940 itu memerankan Soeharto di layar lebar. Yang terbaru untuk film ‘Di Balik 98’ yang tayang 2015 lalu.
Diakuinya film ‘Penghianatan G30S/PKI’-lah yang paling berkesan baginya. Amoroso bahkan masih mengingat jelas kalimat khas dari sosok Presiden ke-2 RI Soeharto yang sering diucapkan.
“Semua film berkesan bagi saya, paling agak mendalam itu di penghianatan G30S/PKI itu,” ucapnya.
“Semangkin hari semangkin susah saja,” tutur Amoroso menirukan ucapan khas Pak Harto.
Amoroso juga tak memikili kriteria khusus bagi aktor muda yang nantinya akan memerankan sosok Soeharto di remake film G30S/PKI nanti. Dia hanya berpesan agar membuat film dengan jujur.
“Kalau saya kembali berperan kan nggak mungkin, dalam film Pak Harto saat itu masih muda. Jadi silahkan itu kebebasan sutradara, remake seperti apa film kan bebas tapi dengan hati yang jujur,” tutupnya.