Pada 1964 Majalah Intisari pernah melakukan wawancara dengan Pimpinan PKI DN Aidit dan disebut merokok.
Majalah Intisari itu menyebut selama wawancara 2 jam itu, Aidit banyak minum, rokok, dan secangkir kopi pahit.
Selanjutnya ditulis Aidit yang gemar musik. Musik yang indah mampu melenyapkan keletihan tubuh. Tidur cukup 4 – 5 jam sehari. Asal betul-betul pulas.
Pernah karena kesibukan dalam MPRS ia tak tidur dua hari dua malam. Seorang politikus menurut pendapatnya seharusnya gemar juga akan kesenian.
Kesenian membantu perkembangan pribadi yang harmonis, perkembangan pikiran, dan perasaan.
Majalah Tempo juga pernah menyebut saat penangkapan, Aidit minta rokok.
Kolonel TNI Ms yang menyergap dan mengakui mengeksekusi Aidit becerita kepada sahabatnya ihwal drama penangkapan tersebut.
Tempo menuliskan, setelah ditangkap di balik lemari di rumah milik simpatisan PKI di Solo, Aidit diajak ke ruang depan tempat meja yang masih ada sisa kopi dan puntung rokok. Saat hari nahas itu Aidit sempat menikmati kopi dan rokok di ruang depan, ruangan terbuka seperti umumnya rumah orang Jawa.
“Intelijen meyakini posisi Aidit di rumah itu akibat Aidit ceroboh minum kopi di ruang terbuka,” kata Ms, seperti ditirukan sahabatnya.