Wartawan Senior: Sering Kumpulkan Pegiat Sosmed, Perlawanan ke Jokowi Lebih Gencar

Jokowi dan para pegiat media sosial atau medsos (Dok Fanpage Jokowi)
Jokowi dan para pegiat sosial media atau sosmed (Dok Fanpage Jokowi)

Presiden Jokowi akan terus mendapat perlawan gencar di dunia maya maupun sosial media (sosmed) jika mantan Wali Kota Solo itu sering mengumpulkan pegiat sosmed.

“Pak @jokowi lupa, perlawanan di sosmed akan lebih gencar jika Pak Jokowi melakukan kebiasaan mengumpulkan para pegiat sosmed,” kata wartawan senior Edy A Effendi di akun Twitter @eae18.

Kata Edy, seorang Presiden Jokowi sangat tidak layak harus turun langsung memberikan pengarahan kepada pegiat sosmed.

“Secara adab, tentu memalukan seorang presiden, harus turun tangan beri arahan ke para pegiat sosmed. Maqom presiden bukan di level ini,” jelas Edy.

Menurut mantan wartawan Media Indonesia, harusnya Sekretaris Kabinet Pramono Anung yang cukup memberikan pengarahan kepada pegiat sosmed.

“Bukan kelas Pak @jokowi mengumpulkan pegiat sosmed yang pro dia. Seharusnya cukup di level Mas @pramonoanung. Beri arahan dinamika sosmed,” ungkap Edy.

Edy menyatakan tidak takut termasuk orang-orang yang berseberangan dengan Jokowi tidak takut terhadap pegiat sosmed pro penguasa.

“Orang seperti saya dan sebagian yang kontra Pak @jokowi, tak ada ketakutan secuilpun dengan pola Pak Jokowi konsolidasi para pegiat sosmed,” kata Edy.

Ia mengatakan, kelas Jokowi itu bukan Presiden karena sering membuat blunder. “Pak @jokowi sering blunder menabur kebijakannya. Itu semua bermuara pada kemampuan kepemimpinannya. Kelas dia, memang bukan kelas presiden,” jelas Edy.

“Jika seorang pemimpin masih sibuk dengan soal kritik di ranah sosmed, ia melupakan hal detil dan substansial perihal mengelola negara,” pungkas edy.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News