Rezim Joko Widodo (Jokowi) terindikasi tidak suka terhadap Islam dengan adanya aturan Kemenag yang mengawasi kegiatan Rohis di SMP dan SMA.
“Rohis selalu disudutkan dengan tuduhan radikal, artinya ada yang tidak suka terhadap Islam,” kata pengamat politik Ahmad Yazid kepada suaranasional, Rabu (5/7).
Kata Yazid, banyak anggota Rohis yang berprestasi dalam bidang akademik. “Tidak sedikit anggota Rohis yang memiliki nilai bagus di rapornya dan mereka banyak yang melanjutkan ke perguruan tinggi negeri,” papar Yazid.
Yazid mempertanyakan, unit kerohanian non muslim di SMP dan SMA tidak juga diawasi. “Kenapa harus Rohis yang diawasi, artinya ada streotipe Islam itu buruk,” jelas Yazid.
Ia mengatakan, tidak ada alasan Rohis di sekolah bisa kemasukan gerakan radikal. “Sekolah itu sangat ketat dalam menjalankan aktivitasnya termasuk kegiatan Rohis, para guru pun bisa melakukan kontrol langsung tanpa ada pengumumam perlu pengawasan terhadap Rohis. Pengumuman ini kesannya menyudutkan Islam,” pungkas Yazid.
Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta memita pengelola sekolah tingkat SMP maupun SMA mengawasi berbagai kegiatan organisasi Rohani Islam agar tidak dimanfaatkan oknum tertentu untuk menyebarkan ideologi radikal.
“Sebenarnya bukan persoalan Rohani Islam (Rohis)-nya akan tetapi mereka (kelompok radikal) membidik Rohis sebagai satu segmen untuk menransformasikan ideologinya,” kata Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) DIY Muhammad Luthfi Hamid di Yogyakarta, Selasa (4/7).