Keadaan dunia dan Indonesia saat ini dapat didekati dengan pendekatan teori siklus dan spiral. Bangsa Indonesia sedang memasuki siklus Barbarian.
Demikian dikatakan aktivis Petisi 28 Haris Rusly Moti dalam pernyataan kepada suaranasional, Senin (3/7).
Haris mengatakan, jika menggunakan pendekatan spiritual Hindu yang membagi tiga fungsi Ketuhanan. Yaitu: Fungsi Penciptaan (Brahma), Fungsi Pembangunan (Wisnu) dan Fungsi Peleburan atau Penghancuran (Siwa), maka pendekatan yang dapat digunakan dan sedang berlangsung saat ini adalah Fungsi Siwa (Penghancuran atau Peleburan).
“Agak sulit menjalankan fungsi Wisnu saat ini, karena dalam filosofi Wisnu, untuk Membangun butuh kekayaan atau harta. Karena itu Dewa Wisnu didampingi oleh Dewi Laksmi atau Dewi kekayaan,” jelasnya.
“Tak mungkin saat ini kita bisa membangun. Duitnya dari mana? Harta dan kekayaan di dunia sepertinya sedang ngumpet,” ujar Haris
Karena itu, kata Haris, sebaiknya Jokowi menjalankan fungsi Siwa, yaitu fungsi Penghancuran atau Peleburan. Namun untuk menghancurkan, dalam filosofi umat Hindu butuh Kekuatan dan Kesaktian. Karena itu Dewa Siwa didampingi Dewi Parwati atau Dewi Kesaktian.
“Demikian juga fungsi Brahma atau Penciptaan sangat sulit dijalankan di era “Barbarian” saat ini, ketika yang hoax bercampur dengan yang benar, yang asli berbaur dengan yang palsu,” terangnya.
Haris mengatakan, dalam filosofi Hindu, untuk menciptakan (inovasi) butuh Pengetahuan, karena itu Dewa Brahma sebagai Pencipta didampingi oleh Dewi Saraswati atau Dewi Pengetahuan.
“Mari menyambut siklus “Barbarian!”, pungkas Haris.