Wartawan Senior: Polisi Ada Prasangka Buruk Terhadap Islam

Film Kau Adalah Aku Yang Lain
Film Kau Adalah Aku Yang Lain

Di tubuh kepolisian (lebih tepat disebut di dalam pikiran sebagian petingginya) ada prasangka yang sangat jelek tentang Islam dan umat Islam.

Demikian dikatakan wartawan senior Asyari Usman dalam artikel Film “Pendek KAAYL : Polisi Terjebak Menebar Kebencian”

Kata Asyari, Polri, dan Anto Galon (pembuat film), tampaknya memiliki pemahaman yang jauh di bawah rata-rata pemahaman umat Islam tentang cara berislam. Galon membawa imajinasinya mundur jauh ke belakang. Imajinasi yang menggambarkan sikap sewenang-wenang warga muslim.

Baca juga:  Brigade Jokowi: Curigai Kedatangan Sekjen Partai Komunis Vietnam, Orang Tolol

“Galon bagaikan “terkucil” dari kenyataan tentang sikap kemanusiaan kaum muslimin. Kacaunya, orang-orang cerdas di kepolisian “mau” diajak Galon untuk berpikir mundur,” ungkap Asyari.

Asyari tidak percaya kalau petinggi Polri yang mengurusi film Kau Adalah Aku Yang Lain (KAAYL) itu, tidak tahu arti “profiling” atau “stereotyping”. Kedua kata ini memiliki makna yang negatif. Yaitu, memberikan label atau cap jelek kepada golongan tertentu.

“Anto Galon, dengan restu Polri, menyimpulkan bahwa adegan-adegan yang dilakonkan oleh si Embah Gondrong yang tidak toleran kepada umat agama lain, sering terjadi di Indonesia,” jelas Asyari.

Baca juga:  Aktivis Politik: Romi dan Cak Imin Menunggu Status Tersangka

Kata Asyari, Polri memiliki divisi humas yang sangat besar dengan SDM yang “educated”. Dipimpin oleh seorang inspektur jenderal.

“Kok bisa konten film yang sifatnya memojokkan kaum muslimin itu, disetujui dan didukung penyebarannya. Kalau tidak karena blunder besar, maka Polisi harus rela disebut sebagai pihak yang ikut terjebak menebar kebencian terhadap umat Islam,” pungkas Asyari.