NU Istri Tua, FPI Istri Muda

Saifuddin Surur (IST)
Saifuddin Surur (IST)

Oleh : Saifuddin Surur
Ustadz di Ma’had Darul Ulum Pamekasan, Madura

Menanggapi tulisan salah seorang seorang kiai yang nyinyir pada Ulama Nahdliyin yang sedang mesra dengan istri mudanya yang bernama FPI dan berteduh di pohon rindang yang bernama pohon FPI.

Saat ini tulisan beliau sedang viral dan memang sengaja diviralkan oleh media tertentu yang sangat benci perjuangan Islam.

Saya tahu dan paham betul tulisan itu diarahkan untuk menghantam Ulama Madura yang sedang demen pada FPI.

Di tulisan itu menuduh tanpa dasar yang akurat, bahwa Ulama Nahdiliyin yang bergabung dengan FPI telah hengkang dan menyeberang meninggalkan NU.

Saya jawab, tidak betul kiai. Beliau-beliau tidak hengkang dan tidak meninggalkan NU, tapi sedang menambahkan labuhan hatinya ke ormas lain,

Ibarat orang yang berpoligami, NU istri yang pertama dan FPI istri yang kedua, lebih tepatnya begitu.

Beliau-beliau tidak meninggalkan Istri yang tua, bagaimana mungkin meninggalkannya, beliau-beliau sangat mencintai istri yang tua.

Hanya saja beliau-beliau bertemu dengan wanita lain yang sholehah, istiqomah, tekun beribadah, cantik molek, muda, gemulai. Beliau-beliau ini tertarik pada wanita tersebut dan menikahinya.

Secara syariat Islam di perbolehkan berpoligami, apalagi istri yang kedua lebih cantik luar dalam menurut penilaian beliau-beliaunya.

Seharus kiai berfikir, mengapa beliau-beliau ini tertarik pada FPI dan melabuhkan hatinya pada FPI? ini yang harus kita pikirkan bersama. Ada apa di FPI dan ada apa di dalam tubuh NU.

Anda tidak usah repot-repot dan susah payah mengajak beliau-beliau kembali lagi ke NU. Karena beliau-beliau tidak meninggalkan kok, hanya saja saat ini berada di rumah istrinya yang muda.

Dan coba Anda rawat NU ini dengan betul-betul di rawat, buang semua penyakit yang berada di tubuh NU sehingga NU kembali cantik seperti semula awal didirikan oleh Hadlrotusyaikh KH. Hasyim Asy’ary.

Saya Hakkul yakin, para Ulama yang lurus tidak akan berkeinginan berpoligami.

Adapun tuduhan kiai yang menuduh AUMA (Aliansi Ulama Madura) adalah jam’iyah aliran keras dan menggangu perjuangan NU, Saya jawab, tuduhan Anda sembrono dan membabi buta kiai.

Bagaimana mungkin AUMA dituduh aliran keras dan menggangu perjuangan NU?

Wong yang membentuk dan yang membangun kantornya dan anggotanya yang bergabung di dalamnya adalah Ulama sesepuh NU Madura. Tapi kalau menghambat perjuangan Anda sangat tepat sekali.

Ya saya memaklumi anda menuduh seperti itu karena Anda sekarang ini sedang menjabat di struktur kepengurusan.

Anda tinggal muhasabatunnafsi, apa perjuangan anda betul-betul selaras dengan pendiri NU, apa sudah keluar dari garis-garis perjuangan pendiri NU.

Sekian

Simak berita dan artikel lainnya di Google News