Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) terlihat terpukul dengan kekalahan di Pilkada termasuk Ahok dengan dibuktikan tidak adanya bendera partai berlambang Banteng Putih di Rakernas V PDIP.
Demikian dikatakan pengamat politik Muhammad Huda kepada suaranasional, Senin (22/5). “Kekalahan PDIP di beberapa pilkada khususnya wilayah ibukota, Banten merupakan pukulan telak,” ungkap Huda.
Kata Huda, padahal selama ini, PDIP dalam menyelenggarakan Rakernas selalu dengan umbul-umbul maupun bendera partai. “Ini memberikan pesan kepada masyarakat, PDIP sedang mengalami duka mendalam,” jelas Huda.
Selain itu, Huda mengatakan, tertutupnya acara Rakernas, ada kemungkinan, PDIP sedang menggunakan strategi dalam menghadapi Pilkada 2018 di beberapa daerah karena ini menyangkut Pemilu dan Pilpres 2019.
“PDIP tidak ingin strategi diketahui lawan politiknya, dan tidak mau mengulang kekalahan di pilkada 2017,” papar Huda.
Menurut Huda, kesalahan PDIP yang bersikeras mendukung penista agama Ahok berakibat pada pilkada maupun Pemilu 2019.
“Persepsi masyarakat sekarang ini, PDIP partai pendukung penista agama, dan itu sudah terpola di masyarakat,” jelas Huda.
Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V PDIP yang berlangsung di Inna Grand Bali Beach Hotel, Sanur, Denpasar, 20-21 Mei 2017 tanpa atribut bendera partai.
Atribut bendera partai yang sebelumnya sudah terpasang di sepanjang jalan protokol dan lokasi strategis, justru telah dicabut pada Jumat, 19 Mei 2017 malam.
Padahal DPD PDIP Provinsi Bali selaku tuan rumah, sudah menyiapkan dan memasang bendera partai di ruas jalan protokol dan tempat strategis lainnya untuk memeriahkan kegiatan itu.
“Tetapi karena ada perintah dari pusat, maka bendera itu dicopot sebagian pada malam tadi,” jelas seorang panitia lokal, Widya.