Pendukung Ahok (Ahoker) yang menyalakan lilin setelah karangan bunga dibakar oleh buruh bagian dari mistik untuk mendapatkan kekuatan uang dan kekuasaan.
“Menyalakan lilin itu ritual untuk mendapatkan uang, seperti ritual babi ngepet. Adapun menyalakan lilin oleh Ahoker untuk mendapatkan kekuatan uang dan kekuasaan,” kata praktisi spiritual, Ki Gendeng Pamungkas kepada suaranasional, Rabu (3/5).
Kata Ki Gendeng, Ahoker menyalakkan lilin jangan dilihat sebagai bentuk protes atas dibakarnya karangan bunga untuk mantan Bupati Belitung Timur.
“Padahal tujuan utamanya itu membantu para dukun Ahok untuk memberikan kekuatan kepada Ahok terutama finansial,” jelas Ki Gendeng.
Ki Gendeng mengatakan, walaupun tidak terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta, Ahok akan mendapat jabatan. “Target 2019, Ahok mendampingi Ahok,” ungkap Ki Gendeng.
Menurut Ki Gendeng, Ahoker akan tetap melakukan perlawanan dan menggalang kekuatan. “Perlawanan hanya melalui medsos dan dibantu media besar,” pungkas Ki Gendeng.
Ratusan pendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat melakukan aksi seribu lilin di depan gedung Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Barat, Senin (1/5) malam.
Aksi ini dilakukan lantaran mereka kecewa atas insiden pembakaran karangan bunga oleh oknum buruh dalam aksi May Day.
Peserta aksi ini melakukan protes dengan menyalakan lilin. Berkumpulnya mereka malam ini juga spontan tanpa ada yang menggerakkan.
“Ya ini spontanitas saja. Kami tidak suka dengan cara mereka bakar-bakar karangan bunga,” ujar Suli salah seorang relawan.