Biadab, Anggota Banser Pukuli Aktivis HTI di Purbalingga

Massa Hizbut Tahrir Indonesia
Massa Hizbut Tahrir Indonesia – Tempo

Meskipun di depan Polres Purbalingga, seratusan massa Banser menyerbu sepuluh aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Purbalingga yang tengah melakukan aksi damai sosialisasi Panji Rasulullah SAW, Sabtu, 8 April 2017. 

Bahkan Ketua HTI Purbalingga dipukul hingga tersungkur. 
Awalnya kegiatan HTI Purbalingga sebagaimana di surat pemberitahuan ke Polres dilaksanakn Sabtu, 8 April berupa konvoi motor dan mobil.

“Hari Kamis 6 April kami ke Polres dan ketemu pak Kapolres langsung. Dari pembicaraan dengan beliau kita diarahkan untuk membatalkan acara berhubung ada penolakan dari Banser dan terkait keamanan,” ujar Ustadz Amin Rifa’i Hidayat, Ketua HTI Purbalingga, kepada suaranasional.  

Kemudian mereka negosiasi dengan Polres akhirnya acara diubah. Tidak konvoi tapi on the spot bentang spanduk, panji Rasulullah SAW dan bagi rilis sosialisasi panji hitam (rayah) dan  bendera putih (liwa) yang bertuliskan dua kalimat syahadat di depan Polres Purbalingga. Rencananya mereka menyebarkan di tiap perempatan jalan bagi-bagi rilis depan Polres dan Terminal Purbalingga. 

“Surat pemberitahuan perubahan kegiatan kita buat dan kirim hari Jumat malam,” ujar Amin. 

Pada hari H (Sabtu, 8 April) Pukul 5.45 WIB ada aktivis lihat banyak Banser kumpul di Makam Pahlawan, sekitar 500 meter dari Kantor HTI.  “Dan kami tidak tahu sebelumnya ada acara Banser. Polisi juga tidak ngasih tahu,” ungkapnya.

Amin menyatakan HTI Purbalingga tetap berbaik sangka saja bahwa tidak akan terjadi apa-apa. “Wong… kami sudah koordinasi dengan Polres apalagi juga acara di depan Markas Polres,” ungkapnya.

Sekitar pukul 6.30 WIB, 10 orang aktivis HTI termasuk Amin berangkat jalan kaki dari Kantor HTI menuju lokasi. Tiba di lokasi mereka membagikan selebaran (rilis),  bentang spanduk dan  rayah besar ukuran 3×5 meter. 

Tiba-tiba intel polisi lari-lari  mengabari kepada massa bahwa Banser menuju lokasi HTI aksi. “Saya jawab, ‘Ya kami tetap jalan Pak, itu tugas aparat untuk mengamankan.’ Maka kami tetap aksi saja,” jawab Amin kepada intel polisi tersebut.  

Dan datanglah ratusan Banser.  Terjadilah intimidasi dan polisi tidak bisa mencegahnya.  Liwa dan rayah direbut, spanduk, rilis semuanya direbut. bahkan ada Banser yang nyeletuk ‘dirobek saja’. 

“Kita hanya istighfar-istighfar, lalu menyampaikan kepada mereka ” Kalian dzalim.. itu panji rasul, panji tauhid,  kalimat tauhid ini yang akan menyelamatkan Anda di akhirat,” beber Amin.

Sampai kemudian dengan beringasnya ada anggota Banser yang tiba-tiba memukul Amin. “Saya dipukul di dada sampai saya jatuh terjerambab di pinggir trotoar,” akunya.

Setelah itu Kapolres meminta aktivis HTI masuk ke Polres untuk diamankan/dilindungi. “Di luar Polres,  Banser orasi-orasi dengan kata-kata “Hancurkan HTI, Bubarkan HTI”.

Kira-kira Pukul 9.30 Banser membubarkan diri dan kabarnya menuju Pendopo Kabupaten. 

Perlu diketahui jarak antara Makam Pahlawan dengan Polres/lokasi aksi damai HTI sekitar  500 meter. “Dan acara Banser ini, kita betul-betul sama sekali tidak dapat info. Seandainya ada info bahwa Banser adakan acara di Makam Pahlawan mungkin kami juga pikir ulang untuk adakan. 

Acara Banser ini menurut Pak Kapolres subuh berjamaah dan ziarah ke Makam Pahlwan. Dan Pak Kapolres juga tadi akui bahwa tidak menduga kalau Banser malah setelah dari Makam Pahlawan menuju acara kita dan melakukan anarkisme,” ujarnya usai berdialog di dalam Markas Polres.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News

2 komentar

  1. Harusnya massa HTI bawa beras dan mie instant atau sembako gitu.. Bagi2 aja ke banser.. Aman tu..mereka klo jaga di gereja gmna juga .

  2. bodoh bangeed ya banser apalagi yang pake mukul segala!!..bahkan sampe sempet mau merobek panji Rasul. sungguh jika mereka tidak bertaubat, penderitaan nan berkepanjangan di padang mahsyar akan benar-benar mereka rasakan ! yah Allah jika mereka TIDAK BERTAUBAT, timpakan kehinaan sebagai DP pada mereka di dunia ini sebagai balasannya..

Komentar ditutup.