Presiden Jokowi ingin memisahkan agama dan politik karena kesal tidak bisa mengucapkan kalimat Allah.
“Jokowi itu kan tidak paham agama, dari pengucapan kalimat Allah yang selalu salah, ketika menjadi imam bacaan al fatihahnya juga salah, sampai statmennya saat di Sumatera Utara pun yang memisahkan agama dan politik,” kata politikus Gerindra Muhammad Syafi’i, di Jakarta, Jumat (31/3).
Kata Romo Syafi’i–biasa disapa, semua kehidupan yang ada didunia ini adalah bagian dari pengamalan beragama.
“Semua dalam berkehidupan di dunia ini adalah bagian dari pengalaman kita beragama,” tandas anggota komisi III DPR RI itu.
Presiden Jokowi meminta semua pihak agar memisahkan persoalan politik dan agama. Menurut Presiden, pemisahan tersebut untuk menghindari gesekan antarumat.
“Memang gesekan kecil-kecil kita ini karena pilkada, karena pilgub, pilihan bupati, pilihan wali kota, inilah yang harus kita hindarkan,” kata Presiden saat meresmikan Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara di Kecamatan Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Jumat (24/3), seperti dikutip Antara.
Karena rentan gesekan itulah, Presiden meminta tidak ada pihak yang mencampuradukkan politik dan agama.
“Dipisah betul, sehingga rakyat tahu mana yang agama, mana yang politik,” kata Jokowi.