Realisasi kerja sama investasi Raja Salman antara di China dan Indonesia berbeda sangat jauh. Padahal, sebelumnya tersiar kabar bahwa di Indonesia Raja Salman akan meneken kontrak kerjasama senilai Rp334 triliun, namun kenyataanya yang terealisasi hanya Rp93 triliun.
“Patut ditelusuri apa penyebab Raja Salman sampai mengecilkan nilai investasinya di Indonesia. Pemerintah harus terbuka soal ini. Jangan sampai isu ini hanya menjadi isu liar di masyarakat,” kata Ketua Presidium Perhimpunan Masyarakat Madani (PRIMA) Sya’roni kepada suaranasional, Selasa (21/3).
Kata Sya’roni investasi Saudi yang tidak sesuai ini yang mendapat sorotan adalah dari tim ekonomi. “Patut disayangkan, peluang yang sudah datang di depan dibiarkan lewat begitu saja,” ungkapnya.
Menurut Syaroni, mestinya selain menggelar karpet merah di Bandara Halim Perdanakusuma, pemerintah juga perlu ‘menggelar’ karpet merah di bidang kerja sama ekonomi.
“Mengecilnya investasi Raja Salman bisa disebabkan kegagapan tim ekonomi dalam menyediakan bidang investasi yang diinginkan Raja Salman. Diharapkan pemerintah segera terbuka soal ini,” pungkas Sya’roni.