Situs Resmi NU Online yang beralamat di http://www.nu.or.id/ menyebarkan berita hoax atas pernyataan pimpinan Pondok Pesantren Al Anwar KH Maimoen Zubair.
Santri Ponpes Al Anwar Syihabuddin Ahmad di akun Facebook-nya mengklarifikasi artikel di NU Online yang mengatakan KH Maimoen Zubair: “Negara makmur atau tidak itu bukan tergantung pemimpin negaranya muslim atau bukan. Dia contohkan Sudan, negara nun jauh di benua Afrika, sebelah selatan Mesir.”
Kata Syihabuddin, jelas Admin ini mengada-ngada. Syeikhina sama sekali tidak pernah menyebutkan hal itu.
“Kami memiliki rekaman acara. Kami sangat mengecam tindakan Admin atau pengelola website NU ini,” ungkap Syihabuddin.
Syihabuddin mengatakan, memang benar adanya, di acara Silaturrahim Ulama Nusantara, 16 Maret 2017, Mbah Yai Maimoen menyebutkan beberapa hal yang dijadikan alasan beberapa orang yang mengangap beliau mendukung Basuki Tjahja Purnama (Ahok).
“Tentunya itu disebabkan asumsi pribadi orang tersebut, tanpa mengetahui persis karakter beliau (Bahkan hadirin sempat tertawa mendengar penuturan ini, karena merasa lucu, kaget dan tak percaya kalau syaikhina diisukan mendukung Ahok),” paparnya.
ia mengatakan, dalam acara tersebut Mbah Yai Maimoen menyatakan bahwa Islam di Sarang bukanlah dari Wali Songo, tetapi dari para penda’wah Islam berkebangsaan China dari wilayah Bangka Belitung yang kemudian menyebarkan Islam ke tanah Jawa yang pertama kali di Sarang, Rembang Jawa Tengah.
“Dan sampainya Islam di Sarang ini di masa Mojopahit, lebih dahulu sebelum datang para Wali Songo, bukan dari Demak atau negeri-negeri Islam lainnya di nusantara ini. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ayahanda Beliau, KH. Zubair Dahlan dari Mbah Beliau terus dari para buyut beliau. Kata-kata ini yang sering disalahpahami,” pungkasnya.