Saat ini, pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) mencurigai rakyatnya sendiri dengan berbagai tudingan seperti antikebhinekaan, rasis dan sebagainya.
“Pemerintahp curiga dan tidak percaya terhadap rakyatnya,” kata Pimpinan Komisi Rumah Amanah Rakyat Ferdinand Hutahaean dalam pernyataan kepada suaranasional, Selasa (14/3).
Kata Ferdinand, Akhirnya ketidak percayaan menular dan merasuki bangsa bagai virus yang mematikan dan menakutkan. Agama, suku dan Ras yang selama ini sudah terbungkus baik dalam bingkai Bineka Tunggal Ika mulai tercabik bahkan terluka.
“Kita harus jujur mengakui bahwa bingkai kebinekaan itu terganggu diawali oleh perbuatan Ahok yang bicara tentang ajaran agama Islam yang tidak dianutnya dan tidak dipahaminya,” ungkap Ferdinand.
Menurut Ferdinand, bingkai kebhinnekaan Indonesia terganggu dan membuat Ahok ke kursi terdakwa dalam kasus penistaan agama.
“Atas ketidak puasan dan ketidak percayaan masyarakat terhadap pemerintah dalam kasus Ahok, kemudian semakin membangkitkan semangat perlawanan dari tengah masyarakat. Perlawanan untuk mengalahkan kekuasaan, begitulah semangatnya,” ungkapnya.
Ia mengatakan, namun semangat yang terus membara dan terbakar tersebut menjadi over dosis dalam isu primordialisme. Aksi dan reaksi kemudian bersahutan.
“Yang merasa dirinya Kristen, etnis China dan sebagian Islam yang terajut dalam tajuk toleransi merapatkan barisanĀ dikubu Ahok. Barisan yang disebut juga sebagai barisan perlawanan terhadap perusak kebinekaan,” pungkasnya.