Hasil Pilkada DKI Jakarta 2017 membuka mata bahwa nasionalisme Tionghoa di Indonesia telah bangkit dan mereka solid mendukung Ahok.
“Hampir bulatnya suara etnis Tionghoa yang mendukung Ahok pada Pilkada DKI 2017 menunjukkan bahwa etnis Tionghoa memilih berdasarkan kesamaan etnis, meskipun latar belakang agama mereka berbeda-beda, mereka tetap Solid mendukung politisi beretnis Tionghoa,” kata Presiden Gerakan Pribumi Indonesia (GEPRINDO) Bastian P Simanjuntak dalam pernyataan kepada suaranasional, Jumat (17/2).
Kata Bastian, pendulangan suara di daerah Pluit, Kelapa Gading, Jelambar, dan daerah pemukiman tionghoa lainnya, dimana Ahok memperoleh kemenangan suara hampir bulat yaitu di atas 95%.
“Ini membuktikan etnis Tionghoa sebagai kelompok menunjukkan kekuatan mereka. Meskipun pasangan Agus dan pasangan Anis memiliki banyak kelebihan dibandingkan pasangan Ahok, secara nyata mereka tetap memilih Ahok yang sedang dirundung banyak persoalan.
Kata Bastian, pribumi selama ini dianggap sebagai kelompok masyarakat yang suka mengungkit SARA, namun kenyataannya Tudingan itu tidak terbukti, di daerah-daerah pemukiman pribumi asli Ahok tetap Mendulang suara yang signifikan.
“Saya merasa prihatin dengan kondisi negara kita saat ini. Etnis Tionghoa yang selama ini selalu berteriak-teriak tentang Bhineka Tunggal Ika kenyataannya justru telah terbukti memilih seorang pemimpin bukan atas dasar kebhinekaan. Ini adalah sebuah bentuk penghianatan dan penipuan terhadap bangsa Indonesia,” jelas Bastian.
Menurut Bastian, Bangsa Indonesia atau pribumi harus membuka mata bahwa nasionalisme Tionghoa di Indonesia telah bangkit menjadi sebuah kekuatan, dan Patriotisme Tionghoa bisa menular ke banyak orang Tionghoa lainnya yang selama ini sudah memiliki rasa nasionalisme Indonesia.
“Nasionalisme Tionghoa ini bisa mengancam demokrasi dan mengancam nasib pribumi kedepannya. Pribumi harus sadar dan bersatu tanpa membeda-bedakan suku dan agama,” pungkas Bastian.