Sebaiknya Presiden Jokowi mengambil cuti dan bertindak selaku petugas partai, bergabung menjadi tim sukses Ahok di Pilgub DKI putaran kedua.
Demikian dikatakan Ketua Progres 98 Faizal Assegaf kepada intelijen, Jumat (17/2). “Agar Istana dan jaringan kekuasaan terbebas dari politik terselubung untuk membela kepentingan oknum penista agama alias Ahok,” ungkapnya.
Kata Faizal, fakta menunjukan manuver Antasari, Ahok Gate dan kasus penyadapan dicurigai tidak lepas dari peran intervensi Istana.
“Terlebih gencarnya kriminalisasi terhadap ulama, memberi indikasi kuat bahwa Jokowi tidak rela Ahok sebagai sahabat dekatnya dikalahkan oleh mayoritas umat Islam,” papar Faizal.
Menurut Faizal, kedekatan Jokowi dan Ahok sulit dipisahkan, akibatnya membuat Pilgub DKI menjadi tidak sehat dan tidak demokratis.
“Agus-Sylvia telah menjadi korban dari konspirasi politik superlicik tersebut, jangan sampai modus serupa menimpa Anies-Sandi,” ungkap Faizal.
Kata Faizal, untuk memastikan netralitas Presiden dan para kabinet, maka sebaiknya Jokowi mengambil cuti saja. “Silakan berperan selaku Petugas Partai dan bebas berkampanye untuk mendukung ambisi oknum penista agama,” papar Faizal.
Lanjut Faizal, tidak usah ragu-ragu dan beretorika dengan segala politik dusta untuk bermain di balik layar mengkrimalisasi Anies-Sandi.