Putra dari pimpinan pondok pesantren berbasis NU KH Amin Affandi, Hilmi Firdausi tidak rela Abu Janda al-Boliwudi yang mengklaim sebagai sosok ustadz dan berada di lingkungan PBNU menjadi bagian NU Cyber Banser.
“Wallahi saya tidak rela nama besar NU dibawa-bawa oleh Abu Janda dkk. Saya pun yakin ulama-ulama sepuh NU tak akan rela nama baik NU digunakan untuk “memerangi” umat Islam yang ingin menegakkan kebenaran di negeri tercinta,” tulis Hilmi di akun Facebook-nya.
Kata Hilmi, Hadlratut Syaikh KH Hasyim Asy’ari (Allahu yarham) juga tak akan ridho NU dijadikan mainan oleh oknum-oknum yang “lapar dan haus” akan hal-hal duniawi.
Kata Hilmi, Ummat Islam sesungguhnya amat sangat cinta agama, cinta bangsa ini, selalu menjaga NKRI, tidak anti kebhinekaan dan toleransi. “Justru kamilah yang akan menjaganya dari gangguan antek-antek asing dan aseng,” ungkapnya.
Nasruddin, Alumni Pesantren Darussalam Blokagung & Program Pasca Tahfidz VIII Pesantren Bayt Al-Qur’an Pusat Studi Al-Qur’an Jakarta menyebut Abu Janda dalam bahasa agama, orang berkategori ini dijuluki sebagai “majhulul hal” alias orang yang tidak jelas profilnya, yang dianggap setara kualitas informasinya dengan orang fasik.
Abu Janda pun menjadi pendukung Ahok-Djarot di Pilkada DKI 2017 dengan kehadirannya di Rumah Lembang.
Penulis senior Zara Zettira menyebut Abu Janda sebagai ustadz palsu. “Ustad palsu Abu Janda ikut kampanye di rumah Lembang, alhamdulilah warga semakin tau makna Islami tim kotak-kotak” tulis Zara di akun Twitter @ZaraZettiraZR.