Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sengaja dipakai pihak asing sebagai corong untuk memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Demikian dikatakan Ketua Qomando Masyarakat Tertindas, Martimus Amin kepada suaranasional, Jumat (18/11).
Kata Martimus, Ahok sebagai corong pemecah NKRI bisa dilihat dari fitnah yang diucapkan di media asing ABC terkait massa bayaran yang ikut demo 411.
“Pernyataannya yang sangat bersifat fitnah dan asal-asalan ini sengaja ia sampaikan untuk mempolitisasi tuntutan hukum umat Islam atas kasus penistaan agama yang dilakukannya.
Sekaligus untuk maksud mencoreng krediibitas Indonesia di mata internasional,” ungkapnya.
Kata Martimus, pernyataan Ahok ini persis seperti di ekspos oleh LSM komprador asing terkait tentang adanya ribuan korban pemerkosaan etnis keturunan pada peristiwa kerusuhan 98.
Setelah diinvestigasi ternyata tudingan tidak benar sama sekali.
“Karena sangat tidak logis ditengah terjadi kebakaran hebat seseorang mampu melakukan pemerkosaan.
Diketahui data diperoleh dari Kedubes AS,” papar Martimus.
Kata Martimus, fitnah pemerkosaan pada 1998 adalah cara warga keturunan yang ingin bekerja di AS supaya mudah mendapat visa, mereka mendaftarkan diri sebagai pemohon suaka politik.
“Kebijakan Negara AS memberikan kemudahan bagi warga negara lain tinggal di negaranya untuk perlindungan politik,” ungkap Martimus.
Martimus mengatakan, hanya di Indonesia saja orang-orang seperti Ahok bisa bertingkah semaunya. Membeli hukum dan politik serta menghina mayoritas. Andai ia hidup di negara lain seperti di Barat maka ia dicampakkan oleh penguasa di sana ke gorong-gorong penuh lumpur.
“Dapat diduga Ahok memang dipakai sebagai corong pemecah belah bangsa Indonesia. Bagian dari agenda tersembunyi konspirator asing yang tak ingin Indonesia menjadi bangsa bersatu dan hebat,” pungkas Martimus.