Presiden Joko Widodo (Jokowi) harusnya membubarkan para buzzer pendukung karena di media sosial (medsos) karena pendukung mantan Wali Kota Solo itu sangat kasar di dunia maya.
“Kalau Jokowi menyesalkan pernyataan kasar, harusnya ia instropeksi karena telah memelihara para buzzer yang tugasnya seperti teroris medsos menyerang lawan politik dengan kata-kata kasar,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Rabu (9/11).
Kata Muslim, Presiden Jokowi sudah beberapa kali menyesalkan adanya saling hujat di medsos tetapi tidak memberikan solusi. “Kalau saya hitung sekitar tiga kali ia menyesalkan saling menghujat di medsos, tetapi para buzzer pendukung Jokowi beternak akun baik Facebook ataupun Twitter. Ini khan bermasalah juga,” ungkap Muslim.
Menurut Muslim, Jokowi juga membiarkan media non mainstream yang berisi menghasut dan memfitnah lawan politik Jokowi.
“Ada media online non mainstream yang isinya memprovokasi dan memuji Jokowi juga dibiarkan. Di lain pihak media non mainstream pengkritik Jokowi diblokir melalui beberapa operator internet, ini khan tidak adil juga,” papar Muslim.
BACA JUGA:
- KH Hasyim Muzadi Nilai Ada Penggiringan Opini Ahok tak Menistakan Agama
- Tokoh Muda Muhammadiyah Sebut Syafi’i Ma’arif Angkuh Intelektual dan Merasa Benar
Kata Muslim, selama para buzzer pendukung Jokowi tidak dibubarkan, maka hujatan di medsos masih terus ada. “Persoalannya pegiat medsos yang pro Istana dibiarkan saja dengan kata-kata kasar dan nyinyir,” ujar Muslim.
Selain itu, ia mengutarakan, ada beberapa akun Twitter menggunakan robot menyerang FPI. “FPI berhasil preenscreen akun ternak menyerang FPI dan kata-katanya sama, ini yang harus ditindak juga bukan dibiarkan atau malah diajak makan di Istana,” pungkas Muslim.
Jokowi menyoroti perkembangan dunia digital, termasuk media sosial (medsos). Sayangnya, di medsos banyak yang saling hina dan hujat.
Jokowi mengatakan banyak sekali orang yang menggunakan media sosial untuk sarana saling menghujat dan menghina.