Musisi Ahmad Dhani mengkritik keras orang Islam yang mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilkada DKI Jakarta 2017.
“Jadi teman-teman Islam kita yang dibelakang Ahok adalam Islam jongos,” Dhani di Konferensi Pers Gerakan Nasional Pengawal Fatwa – MUI (GNPF-MUI) bersama Tokoh ummat dan Tokoh Nasional di Jakarta, Selasa (1/11).
Dhani mengatakan, pernyataan Ahok di Kepulauan Seribu telah mencederai umat Islam. “Daripada Ahok jadi presiden, mending kita jadi negara Islam,” ungkap Dhani.
Ia mengaku sebagai Islam toleran tetapi tidak membiarkan penistaan agama Islam yang dilakukan oleh Ahok.
Selama ini, pentolan group Dewa paling keras terhadap kepemimpinan Ahok di ibu kota. Pernyataan keras ia kemukakan di akun Twitter-nya @AHMADDHANIPRAST.
berikut komentar dari Ahmed Zainul Muttaqien, kalau masih merasa ga mengerti, belajar pakai bahasa Indonesia yang benar.
Saya sudah nonton videonya dan saya dengar redaksi asli perkataan Ahok berikut:
*”Jadi jangan percaya sama ORANG. Kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu ga bisa pilih saya, karena dibohongin “PAKAI” surat almaidah 51 macem-macem itu. Itu hak bapak ibu ya…”*
Saya tidak ingin menjelaskan perkataan ini dengan istilah-istilah filsafat yang rumit. Tapi cerna saja dengan AKAL SEHAT tanpa tendensi.
Ahok sebelum sampai pada kalimat “dibohongin pake surat almaidah 51”, dia mengatakan “jangan percaya sama orang”.
Berarti jelas yang dia maksud berbohong adalah ORANG-nya bukan ayatnya. “Orang” adalah subjeknya dan “Almaidah 51” adalah objek yang dibawanya. Yang dia maksud berbohong adalah subjeknya bukan objek yang dibawanya. Dan objek yang dimanfaatkan untuk berbohong tertera pada kalimat selanjutnya “PAKAI surat almaidah 51”.
Ini sama seandainya saya berkata “Jangan percaya sama Aa Gatot. Kamu di bohongin PAKE ayat-ayat Qur’an”. Yang saya maksud disini tentu bukan jangan percaya sama Qur’an, tapi jangan percaya sama Aa Gatot karena ia berbohong dengan MEMAKAI ayat-ayat Qur’an. Bukan berarti ayat Qur’annya yang salah, tapi subjek yang membawa dan menggunakan ayat Qur’an tersebut untuk berbohonglah yang salah.
Ini sama seperti teroris yang menggunakan ayat jihad untuk berbuat barbar atau wahabi yang menggunakan ayat istiwa’ untuk berkeyakinan mujassimah terhadap Allah. Bukan ayatnya yang salah, tapi subjek yang menggunakan dan memelintir tafsir ayat itu yang salah.
Itulah kenapa Ahok menggunakan kalimat *”dibohongin PAKAI surat almaidah 51″, bukan kalimat “dibohongin OLEH surat almaidah 51”.*
Sebenarnya menafsirkan kalimat ini gampang, hanya ego kebencian yang mempersulit dan memelintirnya.
Saya bukan pendukung Ahok. Bukan urusan saya jika ia terpilih nanti atau tidak, karena KTP saya bukan Jakarta. Tapi saya merasa terpanggil untuk meluruskan hal sederhana yang tidak dipahami oleh otak, kelewat sederhana yang ditutupi tendensi.
Dan mau saya kasi tau satu lagi? Ternyata orang yang memelintir tafsir perkataan Ahok ini adalah orang-orang yang sama yang memelintir tafsir perkataan Prof. Quraish Shihab soal Nabi tidak dijamin masuk surga karena amalnya.
Ternyata orang itu juga yang memelintir perkataan Grand Mufti Suriah; Syaikh Ahmad Badruddin Hassoun bahwa ia menyeru pemusnahan rakyat Aleppo.
Kalau ulama-ulama besar islam saja perkataannya ia pelintir, kenapa bingung perkataan ‘kafir’ seperti Ahok mereka pelintir? Ini baru permulaan ya…
Fb: Ahmed Zain Oul Muttaqin.
Dhani Pasti Gak Ngerti Pak, Maklum Aja Cuma Segitu Aja Kemampuan Pemahaman Bahasa nya.
Orang yg Pernah Menghina Islam dgn Menginjak-injak Lafas Islam di Panggung Buatan mereka Sendiri di Siaran TV nya, Masih aja Berani Mengkritik Keislaman Orang Lain.?
Manusia yg Tidak Bersyukur Atas kesempatan Karier nya di Musik yg Telah Memungkinkan nya Kawin Cerai di sekitar artis nya, malahan secara Karbitan Menerjang Masuk Politik dgn Kemampuan Moncong Comberan nya yg Asbun.