Ahok Diperiksa Bareskrim, Bagian Skenario Gembosi Demo Besar Umat Islam 4 November 2016 di Istana

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dan Ahok (IST)
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dan Ahok (IST)

Skenario besar sedang dijalankan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dibantu oleh Rezim Jokowi untuk meloloskan mantan Bupati Belitung itu dari jerat hukum kasus penistaan agama.

“Sebelum ke Bareskrim, Ahok ke Istana terlebih dulu. Ini mengisyaratkan bahwa polisi tak bisa macam-macam untuk menghukum Ahok,” kata pengamat politik Ahmad Baidhowi kepada suaranasional, Senin (24/10).
Sebelum diperiksa bareskrim ketemu Jokowi

Kata Baidhowi, Ahok yang mengunjungi Bareskrim untuk diperiksa kasus penistaan agama sebagai upaya untuk menggembosi aksi umat Islam pada 4 November 2016 di depan Istana. “Ini hanya sandiwara saja setelah diperiksa nantinya polisi akan minta umat Islam bersabar karena harus menunggu saksi ahli,” ungkap Baidhowi.

BACA JUGA:

Baidhowi mengatakan, agar skenario ini berhasil, nantinya saksi ahli baik yang pro dan kontra dipanggil dengan waktu lama. “Saksi ahli Quraish Shihab akan dipanggil dan tentunya kelihatannya pro Ahok dan yang saksi ahli yang antiAhok juga diminta pendapatnya seperti Amir Faisal Fath yang juga ahli tafsir. Prosesnya pun lama,” papar Baidhowi.

Kata Baidhowi, semua skenario yang dijalankan penguasa dan Ahok untuk menggembosi umat Islam. “Nantinya ada beberapa kiai yang menilai Ahok sudah baik dengan inisiatif ke Bareskrim, padahal tujuannya untuk meloloskan dari jerat hukum,” jelas Baidhowi.

Selain itu, Baidhowi mengingatkan, dari sejak awal kasus penistaan agama terlihat takutnya aparat kepolisian dalam memeriksa Ahok.

“Awalnya laporan masyarakat ditolak karena belum ada Fatwa MUI, setelah ada Fatwa MUI aparat kepolisian masih mengatakan masih memeriksa saksi-saksi, dan ketika untuk diminta periksa Ahok, polisi mengatakan, harus izin presiden. Dari sini terlihat sekali kasus ini untuk menyelamatkan Ahok. Umat Islam dan kelompok antiAhok jangan tertipu permainan ini,” pungkas Baidhowi.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News

1 komentar

Komentar ditutup.