Keberadaan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memunculkan konflik di ibu kota.
“Fakta bahwa Ahok harus dikawal ribuan personil aparat ketika turun kerakyat adalah fakta yang menunjukkan ada yang tidak beres dengan Ahok,” kata Pimpinan Rumah Amanah Rakyat Ferdinand Hutahean dalam keterangan kepada suaranasional, Selasa (6/9).
Kata Ferdinand, ketika Ahok ke daerah Jakarta Utara bukannya disambut tapi malah disambit rakyat dengan lemparan batu bagai gerakan intifada di Palestina. “Sebegitu marahnyakah rakyat kepada Ahok sang Gubernur DKI ini,” ungkap Ferdinand.
Menurut Ferdinand, fakta saat ini bahwa di tengah publik Jakarta khususnya, bibit-bibit konflik berbau SARA meningkat tajam. “Ada ancaman besar konflik SARA pecah di Jakarta sebagai akibat dari situasi psikologis dan sosiologis masyarakat yang muncul akibat kebijakan Ahok dan sikap arogansi kekuasaan yang ditunjukkan oleh Ahok,” jelas Ferdinand.
Kata Ferdinand, terlalu naif jika mengabaikan fakta-fakta lapangan hanya dengan klaim semu tentang prestasi Ahok. Semua indikator menunjukkan Jakarta menurun disegala lini selama kepemimpinan Ahok. “Ini yang harus dipahami oleh partai pendukung Ahok,” jelas Ferdinand.
Menurut Ferdinand, ada ancaman kondusifitas bagi Jakarta ke depan jika terus memaksakan Ahok menjadi Gubernur. “Hal ini juga disampaikan Sutiyoso sebagai Kepala Badan Intelijen Negara,” pungkas Ferdinand.