Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto (Setnov) yang menyumbang untuk kemenangan Ahok bisa melupakan tindakan mantan Ketua DPR itu dalam kasus “Papa Minta Saham.”
“Nama Setnov sudah terseret kasus Papa Minta Saham bisa begitu bersih dan dilupakan pendukung Ahok yang dulunya mencela habis-habisan saat Ketum Golkar itu menyumbang Rp100 juta,” kata aktivis politik Ahmad Lubis dalam pernyataan kepada suaranasional, Jumat (26/8).
Kata Lubis, tindakan Setnov ini akan dilakukan para koruptor dengan menyumbang untuk kemenangan Ahok. “Kalau mau bersih dan dilupakan tindakan korupsinya bisa menyumbang ke Ahok,” sindir Lubis.
Lubis mengatakan, nama Setnov terseret dalam beberapa kasus dan selalu bisa lolos. “Lihat saja kasus 1999 pengalihan hak tagih Bank Bali Bank Bali mentransfer Rp 500 miliar lebih kepada PT Era Giat Prima, milik Setnov, Djoko S. Tjandra, dan Cahyadi Kumala,” ungkap Lubis.
Kata Lubis, para koruptor pun bisa merapat dan menyumbang ke Ahok karena opini yang dibangun itu mantan Bupati Belitung Timur itu bersih. “Padahal aslinya suka duit dan namanya terseret kasus Tanah Cengkareng Barat, Rumah Sakit Sumber Waras, Reklamasi, Ini hanya permainan media yang memperlihatkan sosok Ahok yang dianggap bersih,” jelas Lubis.
Sebelumnya Setnov turut hadir dalam acara peresmian Rumah Lembang, posko pemenangan kandidat calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Novanto menyatakan menyumbang Rp 100 juta untuk posko Ahok.
“Saya ditanya Pak Nusron (Ketua Tim Pemenangan Ahok) dan Pak Yorrys (Ketua DPP Golkar), Pak Ketua Umum mau bantu apa? Udah, kita kasih Rp 100 juta,” kata Novanto di atas panggung peresmian Rumah Lembang, Jl Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (25/8/2016).