Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menolak penggusuran bangunan di belakang Glodok Plaza menandakan mantan Bupati Belitung itu berpihak pada warga keturunan China.
“Belakang Plaza Glodok itu warga keturunan China semua, makanya Ahok belain. Beda jika dihuni warga pribumi, langsung dihajar sama Ahok,” kata aktivis politik Ahmad Lubis kepada suaranasional Selasa (23/8).
Kata Lubis, penolakan Ahok untuk menggusur bangunan di belakang Plaza Glodok menandakan orang nomor satu di Jakarta ini sangat diskriminasi. “Ini sangat diskriminasi dan punya keberpihakan kepada warga keturunan China,” jelas Lubis.
Lubis mengatakan, berbagai kebijakan Ahok yang kontroversi ditambah bicaranya yang kasar bisa memunculkan kerusuhan sosial. “Kebijakan Ahok itu bisa memunculkan rusuh massa. Dan saya amati dalam pembicaraan di berbagai sudut Jakarta maupun media sosial sudah bicara antiChina,” papar Lubis.
Menurut Lubis, jika Ahok terpilih lagi menjadi Gubernur DKI Jakarta sama saja membiarkan kerusuhan terjadi di Jakarta. “Pasca reformasi hubungan pribumi dan warga keturunan China sudah membaik, tetapi dengan adanya Ahok makin memperuncing dan bisa jadi bom waktu yang membahayakan,” pungkas Lubis.
Ahok mengaku telah menegur Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi terkait campur tangan pemerintah kota Jakarta Barat dalam rencana penggusuran puluhan bangunan di belakang Glodok Plaza.
“Saya sudah telepon Wali Kota, ‘Kamu tidak boleh ikut campur’,” kata Ahok di rumah susun Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur, Selasa (23/8).
Ahok menuturkan, seharusnya pemerintah kota tidak perlu menertibkan penggusuran di sana meski memiliki kewenangan untuk melakukan itu. Tapi, untuk kasus di RW 02 Kelurahan Mangga Besar, Kecamatan Taman Sari, tidak seharusnya pemerintah kota turun tangan karena tidak ada hubungannya dengan rencana normalisasi sungai.
Ahok juga tidak mengetahui apa alasan Anas turun tangan dalam masalah itu. “Saya bilang, lu jadi centeng ya?” ujarnya.
guobloknya minta ampun , tuh tanah di belakang glodok punya swasta . Mana bisa pemko setempat ikut campur
susah kl org tidak mengerti masalah kepemilikan tanah , yg jelas yg nggak di gusur itu SAH dan mempunyai surat kepemilikan IMB dan ada surat tanah nya , jd nggak ada hubungan nya etnis di bawa2 , ps ikan byk yg punya toko itu keturunan tionghua tp tetep aja di gusur , itu karena lahan tersebut sewa dgn pasar jaya , yg jelas pengusuran tersebut tidak ada suara protes karena tidak memiliki atas HAK lahan tersebut