
Keluarga Bung Hatta kecewa terhadap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) telah terima Bung Hatta Anti Corruption Award (BHACA) karena terindikasi korupsi dan berkata kotor di hadapan publik.
“Melihat tingkah laku Pak Ahok yang tidak santun, sangat arogan, sangat brutal, plinplan, ucapan-ucapannya yang jauh dari perkerti luhur yang seharusnya disandang seorang pemimpin Indonesia, jauh dari pekerti Bung Hatta, plus pemberitaan-pemberitaan luas luar biasa, dengan indikasi-indikasi penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi telah membuat keluarga Bung Hatta tidak nyaman sama sekali,” kata menantu Bung Hatta, Sri Edi Swasono dalam pesan singkat kepada suaranasional, Rabu (11/8).
Sri Edi mengatakan, putri sulung Bung Hatta, Metia Hatta Meutia dengan halus menjelaskan, Keluarga Hatta menyetujui permintaan saudara Teten Masduki dari ICW (suratnya Teten Maret 2003) untuk menggunakan nama Hatta untuk penghargaan kpd tokoh2 jujur, bersih, tidak korup sesuai dg kepribadian dan keteladanan Bung Hatta.
“Selanjutnya yang memilih, menseleksi dan menetapkan penerima-penerima Bung Hatta Anti Corruption Award sama sekali bukan Keluarga Hatta, melainkan ICW yang membentuk organisasi BHACA dan BHACA membentuk tim Juri. Para pendiri BHACA adalah tokoh terhormat dan bersih,” ungkap Meutia sebagaimana diungkapkan Sri Edi Swasono.
Sri Edi mengatakan, Meutia belum berniat untuk bertanya kepada BHACA, meskipun ia memprihatinkan nama baik Bung Hatta tergores karena Ahok.
“Kelakuan Ahok mengkonfirmasi ketidaknyamanan Keluarga Bung Hatta,” pungkas suami dari Meutia Hatta ini.