Rezim Joko Widodo (Jokowi) terlihat diskriminasi dalam memperlakukan dan menangani peristiwa Tolikara dan Tanjungbalai.
“Dari dua peristiwa ini, kita melihat ada perlakuan berbeda yang diberikan pemerintah dan media massa,” kata mantan anggota DPR Dapil Sumatera Utara, Maiyasyak Johan melalui whatsapp di sebuah group diskusi, Rabu (3/8).
Maiyasyak mengatakan peristiwa Tolikara, sebagaimana dilaporkan media massa, digerakkan tokoh agama. “Juga dimulai dari surat edaran yang ditujukan kepada pemerintah dan aparat, ada pengkondisian untuk menggalang massa dan ada pula yang memimpin massa di lapangan,” ungkapnya.
Kata Maiyasyak, pada peristiwa Tolikara tak peduli atas larangan dari aparat yang menjaga orang beribadah – dan akhirnya umat Islam tidak bisa ber-ibadah dan masjid terbakar. “Pelakunya, tak ada yang diproses secara, bahkan diterima di Istana,” jelas Maiyasyak.
Maiyasyak mengatakan, peritiwa Tanjungbalai tak ada tokoh yang terlibat dan tak ada pengkondisian.
“Aksi yang terjadi adalah reaksi atas sikap agresif, arogan dan provokatif (mendatangi masjid dengan marah-marah dan melarang azan) yang dilakukan oleh seorang wanita etnis tertentu,” ungkapnya.