Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang mendukung warga untuk protes suara azan menandakan partai berlambang Banteng Moncon Putih sedang memprovakasi umat Islam.
“Pernyataan politikus PDIP Eva Kusuma Sundari itu sengaja memprovokasi umat Islam. Kejadian di Tanjungbalai itu bukan hanya sikap protes warga keturunan Tionghoa terhadap azan tetapi sikap arogansi yang memunculkan peristiwa itu,” kata pemikir Islam Muhammad Ibnu Masduki kepada intelijen, Selasa (2/8).
Kata Ibnu Masduki, PDIP khususnya Eva Kusuma Sundari melihat kasus ini secara jernih. “Beberapa warga nonmuslim tidak protes dengan adanya azan. Nonmuslim pun sudah tahu, azan itu bagian dari panggilan azan,” ungkapnya.
BACA JUGA:
- Prabowo Sebut Arogansi Etnis China Penyebab Kerusuhan di Tanjungbalai
- PDIP Dukung warga Protes Suara Azan
- Kasus Tanjungbalai, Dedengkot JIL Sebut Islam Bukan Rahmatan Lil ‘Alamin
Ibnu Masduki mengatakan, pernyataan PDIP itu memunculkan kebencian terhadap umat Islam. “Pernyataan itu bisa bagian dari ujaran kebencian,” papar Ibnu Masduki.
Sebelumnya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menegaskan mendukung warga untuk memprotes suara azan.
“Protes tersebut wajar dan bukan bentuk kejahatan,” kata anggota DPR dari Fraksi PDIP Eva Kusuma Sundari dalam keterangan (31/7).
Eva menjelaskan, pada 2015, Jusuf Kalla, yang menjabat sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia, berulangkali meminta speaker masjid diatur agar tidak terjadi polusi suara. “Apakah kita hendak anggap Pak JK melakukan kejahatan? Saya kira tidak. Protes ini wajar. Bukan (bentuk) kejahatan,” katanya.