Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terlihat arogan dan otoriter dengan menyebut bodoh dan brensek saat diskusi kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) yang berlangsung di Balai Agung, Balaikot, Jakarta Pusat pada hari Sabtu (11/6).
“Sebut brengsek dan bodoh dalam diskusi reklamasi menunjukkan arogansi Ahok. Dan Ahok pun tidak mau ikut diskusi, ini makin menunjukkan Ahok itu tangan besi,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Senin (13/6).
Kata Muslim, sikap yang ditujukan Ahok dalam diskusi akan berakibat pada kekalahan di Pilkada DKI Jakarta 2017. “Warga yang menolak reklamasi tidak akan memilih Ahok. Kalangan menengah ke bawah sudah antipati ke Ahok,” jelas Muslim.
Menurut Muslim, Ahok yang tidak mau mengubah sikapnya itu sebagai indikasi untuk menutupi kelemahannya dalam memimpin Jakarta. “Biasanya orang yang tidak bisa memimpin Jakarta, maka akan diperlihatkan kekasarannya, biar orang pada takut,” papar Muslim.
Ahok mengucapkan kata kasar bodoh dan brengsek saat diskusi kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) yang berlangsung di Balai Agung, Balaikot, Jakarta Pusat pada hari Sabtu (11/6)
“Jangan jadi orang sudah bodoh tidak mau nurut pinter kaga mau ngajar. Ini isunya yang berkembang reklamasi akan sebabkan laut naik, itu menurut saya pengetahuan yang bodoh,” kata Ahok.
Bukan hanya itu, mantan Bupati Belitung Timur mengeluarkan kata brengsek pada peserta diskusi. “Bapak boleh sampaikan apa saja, tapi satu hal yang saya minta kalau anda sebut ini bukan hitam, bapak harus jelaskan kenapa dia disebut oranye. Tapi kalau bapak bilang ini bukan hitam, saya tanya apa, anda bilang tidak tahu. Buat saya itu brengsek,” kata
Ahok pun tidak mau menanggai salah satu peserta yang juga pengamat lingkungan hidup Fahri Lubis. “Maka saya ingin mengajarkan Ahok untuk bertatakrama yang sopan, ini Indonesia sudah terbukti kesantunannya,” ungkapnya.
Ahok tidak mau menanggapi peserta diskusi dan langsung meninggalkan acara dikawal dengan beberapa polisi dan Satpol PP.