Presiden Jokowi yang memerintahkan impor daging sapi menandakan kinerja mantan Wali Kota Solo itu hanya pencitraan. Padahal sebelumnya ia sudah berjanji swasembada daging dan sudah bolak-balik ke NTT dan Lampung untuk melihat sapi di kedua wilayah itu.
“Ngapain aja dulu bolak-balik ke NTT dan Lampung saat jadi Gubernur, disorot media katanya pasti swasembada sapi. Kamu katauan,” kata Staf Khusus era Presiden SBY, Andi Arief di akun Twitter-nya @AndiArief_AA
Kata mantan aktivis SMID ini, Ada tiga teori stok pangan. Pertama, swasembada, produksi masal. Kedua, impor agar stok terjaga. Ketiga, “Pura-pura swasembada dengan impor,” sindir Andi.
Andi meminta Jokowi meminta maaf kepada rakyat karena telah impor daging sapi. “Tak usah malu, bilang aja ke rakyat bahwa Nawacita sampai tahap sekarang belum bisa. Maafkan rakyatku. Izinkan aku impor. Ketimbang langka,” jelas Andi.
Kata Andi, Presiden Jokowi menginginkan harga daging sapi di bawah 80 ribu itu namanya tetelan. “Kalau mau harga 80 ribu bisa bahkan di bawahnya, namanya bukan daging. Tapi tetelan. Biar jatah kebun binatang dikurangi,” pungkasnya.