Lembaga survei Populi Center notabene dewan penasehatnya Sunny Tanuwidjaja dengan memenangkan Ahok dalam survei merupakan bentuk kebohongan publik dan menggiring opini untuk memilih mantan Bupati Belitung Timur.
“Populi Center yang memenangkan Ahok dalam surveinya itu bentuk kebohongan publik. Dewan penasehatnya saja Sunny Tanuwidjaja staf khusus Ahok,” kata pengamat politik Muhammad Huda kepada suaranasional, Selasa (26/4).
Menurut Huda, hasil survei milik Populi Center sangat terlihat bias terutama kepercayaan BPK. “KPK saja percaya audit BPK, justru survei milik Populi Center menyatakan, banyak yang tidak percaya audit BPK. Ini pembodohan,” ungkapnya.
Huda meminta masyarakat untuk membongkar siapa saja orang yang dijadikan survei itu termasuk tempat tinggalnya. “Masyarakat hanya dikasih tahu hasilnya tetapi tidak diberi tahu, alamat, nama, pendidikan. Ini juga berpengaruh terhadap hasil survei. Kalau yang disurvei Glodok maupun kawasan pendukung Ahok jelas Ahok yang menang,” ungkapnya.
Selain itu, Huda mengatakan, peneliti di Populi Center bernama Nona Evita itu wartawan Metro TV. “Fakta Nona Evita dulunya wartawan Metro TV itu fakta, biar masyarakat yang menilai dan kaitannya hasil survei sekarang,” pungkasnya.
Berdasarkan hasil survei Populi Center, tingkat popularitas, kelayakan, dan elektabilitas Ahok masih tinggi jika dibanding bakal calon gubernur yang muncul saat ini.
“Temuan menarik dari survei kami adalah meski diterpa kontroversi dan skandal, namun elektabilitas Gubernur Ahok sedikit naik dibanding Februari lalu, yaitu dari 49,5 persen menjadi 50,8 persen pada April,” kata peneliti Populi Center, Nona Evita saat memberi keterangan pers soal hasil survei di kantor Populi Center, Jakarta Barat, Senin (25/4).
Nona mengungkapkan peningkatan elektabilitas ini tidak terlepas dari tingkat kepuasan terhadap kinerja Pemprov DKI Jakarta yang juga naik, dari 70 persen pada Februari menjadi 73.3 persen pada April 2016. Persentase tingkat kepuasan terhadap kinerja Ahok juga naik, yaitu dari 73,5 persen pada Februari 2016 menjadi 73,7 persen pada April 2016.