Munculnya majalah kontroversi “charlie Hebdo di Indonesia sebagai upaya mengalihkan kasus Densus 88, Ahok dan Joko Widodo.
“Umat Islam dan rakyat Indonesia akan terpecah dengan adanya majalah Charle Hebdo versi Indonesia. Ini hasil kerjaan intelijen,” kata pemikir Islam Muhamamd Ibnu Masduki kepada suaranasional, Senin (4/3).
Menurut Ibnu Masduki, skenario pemunculan majalah kontroversi ini sengaja dimunculkan untuk menguras tenaga umat Islam. “Umat Islam akan terkuras tenaganya dengan majalah kontroversi itu,” ungkap Ibnu Masduki.
Ibnu Masduki mengingatkan, kemunculan majalah itu biasanya ada terorisme dan menyasar orang-orang Islam. “Lihat saja pasca kemunculan Charle Hebdo di Prancis muncul serangan dan Islam menjadi tertuduh. Kalau dilihat polanya sama. Umat Islam harus hati-hati terlebih lagi Muhammadiyah sudah mengkritisi Densus 88,” ungkap Ibnu Masduki.
“Charlie Hebdo”, majalah di Perancis yang berisikan penistaan terhadap agama, kini mulai masuk ke Indonesia. Namun, bila di Tanah Air, majalah kontroversial itu menggunakan nama “Charlie Heboh”
Memang, peredaran majalah “Charlie Heboh” di Toko Buku di Jakarta belum marak. Namun, hingga kini belum ada tindakan dari aparat.
Dalam penelusuran terkait laman Charlie Heboh yang beralamat di https://www.facebook.com/CharlieHeboh/, fanepage Charlie Heboh memajang foto karikatur charlie heboh dan majalah lain dengan menulis:
“Kami sudah menaruh beberapa
sample di beberapa toko buku terkemuka di Jakarta. Untuk kota lain belum ada. Silahkan memburu edisi perdana kami dan membaca isi di dalamnya sebelum meluapkan amarah.”