Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjilat ludah sendiri saat memberikan uang Rp50 juta ke Partai Hanura setelah partai besutan Wiranto memberikan dukungan ke mantan Belitung Timur.
“Ahok jilat ludah terkait mahar. Mendapat dukungan Hanura, Ahok kasih duit, itu sama saja mahar,” ungkap pengamat politik Muhammad Huda kepada suaranasional, Rabu (30/3).
Huda mengatakan, selama ini masyarakat bisa melihat pernyataan Ahok yang selalu berbohong. “Dulu menuding ada mahar politik tetapi Ahok melakukan juga. Ini sama saja omongan Ahok tak bisa dipegang,” ungkap Huda.
Kata Huda, publik juga harus mengetahui mahar politik Ahok ke Partai NasDem. “Dalam politik itu tidak ada yang gratis. Publik perlu tahu sumbangan termasuk pembicaan setelah Ahok memenangkan jadi Gubernur DKI Jakarta,” ungkap Huda.
Huda mengatakan, media pendukung membungkus Ahok pejabat bersih dan tidak pernah salah dan konsisten. “Tetapi faktanya Ahok mempunyai masalah kasus RS Sumber Waras, pernyataan selalu berubah dan tidak konsisten,” pungkas Huda.
Ketua Tim Pilkada Pusat Partai Hanura, Erik Satrya Wardhana, mengaku menerima uang senilai Rp50 juta dari Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama untuk kepentingan pencalonan di Pilkada 2017.
Menurut Erik, uang itu merupakan biaya administrasi bakal calon kepala daerah yang maju melalui partainya. Besaran yang wajib dibayarkan Rp50 juta sebagai biaya administrasi.
Rinciannya, Rp10 Juta untuk pendaftaran dan Rp40 juta untuk survei internal, bukanlah mahar politik. Uang pendaftaran dan survey internal tersebut dinilai logis guna mengetahui elektabilitas dari bakal calon kepala daerah yang akan diusung partainya.