Wow, Ini Dia Permainan Politik ala “Catenaccio” Jokowi

Foto: DetikFinance
Foto: DetikFinance

Bagi penggemar sepak bola tentunya mengetahui permainan Catenaccio yang dipopulerkan timnas Italia. Permainan ini lebih banyak bertahan dan mencari celah lawan untuk mengalahkannya dengan serangan balik yang sangat berbahaya.

Tentunya permainan catennaccio ini butuh pemain yang kuat dalam bertahan dan menyerang. Penyerang butuh suplai bola dari gelandang yang sangat lincah.

Dan nampaknya filosofi Catenaccio ini sedang dijalankan Presiden Jokowi dalam menghadapi lawan politiknya.

Jokowi mengetahui di dalam Istana banyak yang tidak loyal dan mempunyai kelompok sendiri. Jokowi tidak menyerang tetapi memanfaatkan kelemahan mereka sendiri.

Jokowi punya penyerang hebat seperti Rizal Ramli, Luhut Panjaitan yang bisa melumpuhkan lawan politiknya.

Rizal Ramli seperti striker mematikan dan ‘menjebol’ lawan politiknya. Sosok Rizal Ramli sangat dibutuhkan karena kepandaian dan loyalitasnya tinggi.

Lihat saja kasus Freeport, Jokowi sama sekali tidak melakukan penyerangan, tetapi sudah punya pemain sekelas Luhut untuk menghadapi MKD dan Rizal Ramli berhadapan Jusuf Kalla (JK).

Ternyata dalam kisruh Freeport tersebut nama Jusuf Kalla (JK) muncul dan benar ada pertemuan keluarganya dengan Bos Freeport James R Moffet.

JK sendiri mengakui ada pertemuan Bos Freeport dengan keluarganya di Makassar untuk membahas masalah bisnis.

Padahal pertemuan itu terjadi saat JK menjabat Wakil Presiden dan ini dikhawatirkan keluarganya memanfaatkan jabatan Wakil Presiden tersebut.

Sebelum nama JK terbongkar, Rizal Ramli sudah mengutarakan kasus Freeport ini hanya perang antar geng. Pernyataan mantan aktivis ITB 1978 itu benar adanya dengan adanya pengakuan JK terkait pertemuan Bos Freeport dengan keluarganya di Makassar.

Publik pun hanya melihat sosok Jokowi sebagai orang yang kurus dan dianggap tidak punya kekuatan tetapi di balik itu semua mempunyai taktik jitu melumpuhkan dan membongkar kasus-kasus di dalam negeri.

Saat ini kalangan DPR mulai mengusung Pansus Freeport. Tentunya dengan kasus Freeport bisa membongkar secara luas para pemainnya.

Maka tak lebih Direktur Centre For Budget Analysis (CBA) Uchok Sky menyetuju pembentukan Pansus Freeport karena bisa membuka kasus ini secara luas.

Ia pun meminta rakyat mengawal Pansus Freeport agar tidak dimanfaatkan kelompok tertentu untuk meraih kekuasaan.

Sumber Tulisan