Menkopolhukam Luhut Panjaitan yang menyatakan kelompok Syiah di Indonesia menjadi target serangan teroris merupakan upaya untuk mengalihkan kasus PT Freeport.
“Itu mungkin intel yang jadi pengikut syiah memasok Menkopolhukam untuk ambil kesimpulan seperti itu. Di balik itu bisa jadi adalah cipta kondisi, pengalihan isu freeport atau preventif jelang natal dan tahun baru,” kata pengamat kontraterorisme Harits Abu Ulya dalam pernyataan kepada suaranasional, Kamis (3/12).
Menurut Harits, jika mau obyektif dan akurat membaca lapangan bahwa potensi serangan itu potensinya kecil sekali. Meski sekelompok orang dari dulu ada minat ke sana.
“Bahkan saat ini ada aliansi umat Islam cukup intens sosialisasi bahayanya Syiah di beberapa daerah namun itu tidak berarti mereka berencana melakukan penyerangan secara fisik kepada kelompok sesat Syiah,” jelas Harits.
Harits mengatakan, pernyataan Luhut itu berlebihan membuat kesimpulan bahwa teroris ada rencana serang syiah di Indonesia. “Itu informasi ngawur dari intel pengikut syiah atau isu ini dimunculkan untuk kepentingan tertentu. Waspadalah umat islam, tidak usah terpancing,” pungkas Harits.
Sebelumnya, Luhut mengatakan, kelompok teroris akan melakukan target serangan ke kelompok Syiah di Indonesia.
“Selama bulan ini, kami konsentrasi bahas teroris. Ada info dari intel bahwa ada kelompok Syiah mau ditarget (teroris),” kata Luhut seusai bertemu Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Rabu (2/12/2015).
Karena itu, Luhut mengumpulkan semua perangkat keamanan untuk mengantisipasi terorisme di Indonesia. Dia enggan mengomentari detail kemungkinan pelaku teror yang akan datang tersebut.