Saat ini di Istana ada kubu antara Jusuf Kalla (JK) dan Luhut Panjaitan. Hal ini terlihat dari berbagai kasus seperti pembelian helikopter sampai Freeport.
“Kalau dilihat secara politik saat ini ada dua kubu di Istana yaitu JK dan Luhut. Keduanya selalu berbeda dalam menyikapi kasus. Luhut setuju pembelian helikopter, JK tidak setuju sedangkan Presidennya ngeles dan terlihat kebingungan,” kata pengamat politik Muhammad Huda dalam pernyataan kepada suaranasional, Selasa (1/12).
Menurut Huda, kalau kasus ini dibiarkan terus, kegaduhan akan terus terjadi. “Jokowi berharap Luhut bisa membatasi peran Luhut, justru Luhut bermain sendiri dan merasa sebagai menteri utama,” papar Huda.
Huda mengatakan, dua kubu di Istana ini akan terus terjadi selama Luhut masih berada di pemerintahan. “Luhut itu merasa berkuasa karena menganggap punya pengalaman di bidang birokrasi, sedangkan Jokowi itu orang baru dan dari segi senioritas Luhut lebih senior dari Jokowi,” ungkap Huda.
Huda melihat saat Luhut menjadi anggota kabinet di era Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), mantan petinggi Kopassus itu tidak banyak bersuara dan langsung mengikuti perintah Presiden. “Dari segi pengalaman, Luhut masih tunduk sama Gus Dur. Di era Gus Dur tidak ada pernyataan Luhut yang berseberangan dengan anggota menteri lainnya,” pungkas Huda.