Istri Ulil Abshar Abdalla, Ienas Tsuraiya melalui akun Twitter-nya @tsuraiya jengkel dengan sebuah media Islam yang mengkritik KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Tsuraiya meretweet sebuah artikel, “Gus Dur Dilecehkan, Pendukung Setia Laporkan Situs Online”.
Anak KH Mustofa Bisri itu mengungkapkan, memang sudah saatnya situs penyebar kebencian itu dilaporkan. “Bawa-bawa nama Islam, tapi hobinya menyebar fitnah,” kicau Tsuraiya.
“Kemaren sempat baca sedikit skrinsyutan artikel itu, ngga tega nerusin. Bahasa yang dipake sungguh tak sopan, cenderung kurang ajar..,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, Gus Dur itu selain mantan presiden, juga kyai dan tokoh yang sangat dihormati ribuan orang. “He deserved respect. Masa diperlakukan kyk gtu?” ujarnya.
“Mungkin selama ini mereka mengira ngga ada yang berani lapor. Enough us enough. Ayo pak polisi…tindak mereka!” paparnya.
Tsuraiya sangat heran banyak kaum berpendidikan tinggi yang terlena dengan label “Islam” yang dibawa situs penyebar kebencian. “Njuk percaya saja,” jelasnya.
“Naudzubillah min dzalik. Semoga kita terhindar dari sikap sedemikian. Yuk mulai berpikir kritis, jangan mudah percaya fitnah/hoax,” ungkapnya.
Padahal dalam beberapa kali suaminya Ulil Abshar Abdalla sering mengeluarkan pernyataan yang menghina Islam.
Ulil pernah menulis artikel di KOMPAS “Menyegarkan kembali pemahaman Islam”. Tulisan tersebut di antaranya menyebut-nyebut tidak ada hukum tuhan, tidak perlu berjengggot, dan tidak wajib perlu menggunakan jilbab karena itu bukan syariat Islam.
Artikel ini kemudian mendapat tanggapan dari mertuanya sendirinya KH. Mustafa Bisri,“Menyegarkan Kembali Sikap Islam (Beberapa Kesalahan Ulil Abshar Abdalla), Kiai asal Rembang ini menilai tulisan Ulil tersebut bernilai teror.
Selain itu, Ulil pernah mengatakan di akun Facebooknya bahwa revolusi teknologi lebih hebat dari mukjizat nabi manapun.
“Ini revolusi yang jauh lebih hebat dari mukjizat nabi manapun, termasuk mukjizat Musa yang membelah lautan atau mengubah tongkat menjadi ular,” kata Ulil di akun Facebook-nya beberapa waktu yang lalu.
Ulil merasa bersyukur bisa hidup dan menyaksikan revolusi digital, dan dampak ikutannya yang luar biasa: yaitu revolusi social media.
“Dunia digital yang mengubah secara revolusioner banyak prilaku kita sehari-hari,” ungkap Ulil.