Demo yang dilakukan berbagai elemen mahasiswa pada 28 Oktober 2015 di Istana dan Gedung DPR menunjukkan Jokowi-JK gagal dalam menjalankan pemerintahan saat ini.
“Demo teman-teman mahasiswa dalam memperingati 28 Oktober 2015 dan menyuarakan Jokowi-JK turun menandakan pemerintahan sekarang ini gagal,” kata pengamat politik Muslim Arbi dalam pernyataan kepada suaranasional, Kamis (29/10).
Menurut Muslim, gerakan mahasiswa akan semakin militan di saat tidak diberitakan berbagai media. “Sekarang sudah ada media sosial seperti Facebook, Twitter, mereka bisa menyebarkan berbagai aksi melalui media sosial tersebut,” jelas Muslim.
Kata Muslim, para aktivis yang melakukan aksi dan menyuarakan Jokowi-JK turun dari jabatannya punya alasan yang jelas. “Mereka ini intelektual, dan tentunya alasan-alasan yang dikemukan sangat rasional dan logis,” ungkap Muslim.
Muslim menegaskan, bukan tidak mungkin satu suaranya mahasiswa ini adalah pemicu gerakan rakyat yang lebih besar lagi agar pemerintah Jokowi-JK dapat mendengar dan merealisasikan tuntutan mereka.
“Untuk itu Jokowi-JK harus peka dan kembali ke jalur yang benar. Karena jika tidak, ultimatum para mahasiswa akan mengerahkan massa yang lebih besar dan militan,” ungkap Muslim.
Ia pun mengkritik aparat kepolisian yang bertindak anarkis terhadap demo mahasiswa di DPR saat peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2015. “Berdasarkan laporan di lapangan, polisi sangat represif, sayangnya tidak ada media yang memberitakan. Dalam kondisi seperti ini gerakan mahasiswa jungkalkan Jokowi-JK justru makin militan,” pungkas Muslim.