Dicuekin, Jokowi Melihat Demo Besar 4 November 2016 seperti Karnaval Budaya

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (IST)
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (IST)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menganggap demo besar 4 November 20016 di depan Istana Negara seperti karnaval budaya yang tidak memberikan dampak pada tekanan untuk menghukum Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam kasus penistaan agama.

Demikian dikatakan pengamat politik Muhammad Huda kepada suaranasional, Senin (31/10). “Jokowi akan membiarkan demo tapi akan tetap terus melindungi Ahok dalam kasus penistaan agama,” papar Huda.

Kata Huda, Jokowi menganggap demo 4 November 2015 sepanjang tidak anarkis bagian dari demokrasi. “Makanya demo itu dibolehkan saja, umat Islam yang menyuarakan untuk memenjarakan Ahok dianggap angin lalu,” papar Huda.

Baca juga:  Eksponen 66 Solo: Oligarki Kapital & Politik yang Mendapat Dukungan Asing serta Aseng di Belakang Jokowi

BACA JUGA:

Huda melihat Jokowi sangat terlihat politik Jawa dengan membolehkan demo tapi untuk menindak Ahok tidak akan ditepati. “Nanti pihak Istana hanya memberikan jawaban normatif bahwa Presiden tidak bisa intervensi hukum, semua dikembalikan kepada penegak hukum,” jelas Huda.

Selain itu, kata Huda pendukung Ahok akan mencela demo besar 4 November 2016 baik damai maupun anarkis.

“Kalau damai, pendukung Ahok akan mengejek kekuatan umat Islam tidak bisa mengalahkan Ahok, kalau anarkis, maka Islam akan diposisikan jelek bahkan kerusakan taman ataupun hal-hal kecil anggap dibollow up media pendukung Ahok,” kata Huda.