Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk tidak meneruskan proyek kereta api super cepat jalur Jakarta-Bandung, tapi Menteri BUMN Rini Soemarno yang menangani proyek itu, melawan atau “mbalelo”.
“Penentangan Menteri Rini terhadap Presiden Jokowo Widodo yang dilakukan secara terbuka – seakan hanya sebuah persoalan kecil. Ketidaksatuan dalam bahasa antara Presiden dan Menteri BUMN, seolah-olah bagian dari demokrasi dan kebebasan berekspresi,” kata wartawan senior Derek Manangka di akun Facebook-nya beberapa waktu lalu.
Derek juga mempertanyakan, perlawanan Menteri BUMN terhadap Presiden Joko Widodo hanya didiamkan oleh Wapres Jusuf Kalla (JK). Sementara kritikan Menko Kemaritiman Rizal Ramli terhadap proyek pembelian armada Garuda yang diinisiasi Menteri Rini Sumarno, langsung dibela oleh JK.
“Cara Menteri Rini melawan Presiden Jokowi dalam kebijakan protek kereta api cepat – dari kacamata etika dan kepatutan, sebetulnya sudah cukup vulgar,” ungkap Derek.
Kata Derek, dalam sejarah pemerintahan di manapun di dunia yang menggunakan sistem kabinet presidentsial, belum pernah terjadi perdebatan terbuka antara seorang Presiden dan anggota kabinetnya. “Kalaupun sampai terjadi, Presiden berhak atau sudah langsung memberhentikan si Menteri yang “mbalelo”,” ungkap Derek.
Menurut Derek, siapapun yang membaca penegasan Presiden dan tanggapan Menteri Rini terhadap pembatalan proyek kereta api super cepat Bandung-Jakarta, dengan mudah dapat menangkap nuansa keretakan yang ada dalam pemerintahan Jokowi-JK.
“Siapapun yang masih kritis dengan keadaan Indonesia, bisa menarik kesimpulan – Menteri Rni sedang mengirim pesan politik yang cukup tegas. Bahwa sekalipun kewenangan tertinggi berada di tangan Presiden, tetapi kewenangan itu hanya semu sifatnya,” ungkap Derek.
Kata Derek, pernyataan Menteri Rini Soemarno memunculkan kesan, dia tidak takut melanggar kebijakan Presiden, karena yang tahu situasi di lapangan adalah Rini sendiri bukan Presiden.
“Perbedaan visi ataupun pertarungan kekuatan politik antara Presiden dan kubu Menteri Rini Soemarno, tak akan mendapat ulasan seperti ini, bila tak ada proyek kereta api lainnya,” pungkas Derek.