Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pencitraan dengan memanggil pakar ekonomi dan beberapa redaktur bidang ekonomi media nasional dalam menyikapi persoalan bangsa Indonesia.
“Jokowi khan punya tim Wantimpres yang ahli bidang ekonomi. Undang pakar ekonomi. Dan waktu bersamaan undang redaktur ekonomi. Dalam bacaan politik ini ada semacam mencari celah pencitraan di saat ekonomi melemah,” kata pengamat politik Ahmad Baidhowi kepada suaranasional, Selasa (1/9).
Menurut Baidhowi, Jokowi ingin dilihat masyarakat terlihat serius dalam mengatasi persoalan ekonomi dengan mengundang para pakar. “Padahal belum tentu nasehat para pakar itu dilaksanakan Jokowi. Yang penting di media terlihat Jokowi itu bekerja,” ungkap Baidhowi.
Baidhowi mengatakan, Jokowi juga butuh bantuan redaktur ekonomi untuk menjelaskan kepada masyarakat agar program pemerintah itu terlihat nyata. “Kalau berhubungan dengan media, pencitraan, Jokowi itu sangat jago. Jokowi menyadari popularitasnya sudah anjlok,” papar Baidhowi.
Kata Baidhowi, Jokowi melakukan blusukan ke Jakarta hanya ingin mengetahui popularitas dirinya di tengah masyarakat. “Blusukan diberitakan media, dan popularitas Jokowi pun diharapkan naik. Ada pemberitaan tentang ibu-ibu histeris didatangi Jokowi. Berita-berita seperti itu yang sangat disukai Jokowi,” papar Baidhowi.