Rencana pembentukan Badan Siber Nasional dan kerjasama dengan dinas intelijen AS CIA justru akan menjual kedaulatan NKRI.
Demikian dikatakan pengamat politik Sahirul Alem dalam keterangan kepada suaranasional, Rabu (26/8).
Menurut Alem, dengan kerjasama dengan CIA justru data rahasia negara bangsa Indonesia dengan mudah diambil. “Ini badan baru dan langsung kerjasama dengan CIA yang sudah lama dan berpengalaman. Ini sangat membahayakan,” ungkap Alem.
Kata Alem, harusnya pihak Badan Intelijen Negara (BIN) diminta pendapatnya terkait rencana kerjasama Badan Siber Nasional dengan CIA. “Selama ini BIN terlihat tidak banyak fungsinya. Padahal anggaran dari negara ada,” ungkap Alem.
Sebelumnya, Wacana pembentukan Badan Siber Nasional semakin meluas. Bahkan, menurut anggota Komisi I DPR Sukamta, rencana tersebut akan melibatkan badan intelijen milik Amerika Serikat, CIA.
Menurut Sukamta, dari informasi yang diperoleh, badan siber akan diberikan kewenangan untuk dapat masuk ke wilayah privasi warga negara, seperti dilakukan National Security Agency (NSA) Amerika.
“Indonesia sering terkena serangan siber. Sementara kita belum memiliki tentara siber yang khusus menjaga keamanan dan pertahanan di dunia siber,” katanya di Jakarta, Selasa (25/8).