Para pedagang daging yang memboikot berjualan akan menimbulkan gejolak sosial.
“Kalau para pedagang sudah memboikot, ini bentuk protes sosial terhadap penguasa. Ini akan menimbulkan gejolak sosial,” kata pengamat politik Muslim Arbi dalam pernyataan kepada suaranasional, Senin (10/8).
Menurut Muslim, para pegadang daging yang memboikot menandakan gagalnya Rezim Jokowi dalam bidang ekonomi. “Masalah utama ekonomi gagal diatasi Rezim Jokowi. Selama ini Jokowi tidak bisa menyelesaikan masalah ekonomi,” papar Muslim.
Kata Muslim, pedagang daging yang memboikot ini bisa menimbulkan kerusahan dan bisa berakibat jatuhnya Jokowi. “Dari pedagang daging muncul revolusi jatuhkan Jokowi. Jangan dianggap enteng masalah ini. Ini masalah perut rakyat,” tegas Muslim.
Muslim meminta Jokowi segera mengatasi masalah ekonomi secara cepat. “Jokowi segera melakukan reshuffle anggota kabinet terutama dalam bidang ekonomi,” papar Muslim.
Sedangkan anggota Asosiasi Pengusaha Pemotong Hewan Indonesia (APPHI) Adi Warsito meminta penambahan kuota impor daging sapi. Peternak lokal dinilai belum mampu memenuhi tingkat kebutuhan pasar.
Pedagang daging mengalami penurunan omzet. Harga daging terus melonjak hingga rata-rata sebesar Rp 120 ribu per kilogram. Pemerintah dianggap tidak bisa menurunkan harga pasca Lebaran.
“Pedagang dan Rumah Potong Hewan (RPH) telah sepakat mogok usaha sejak Sabtu (8/8) hingga Selasa (11/8). Kami menuntut ada pengendalian harga jual daging di pasar,” kata Adi