NU dan Muhammadiyah harus mewaspadai berbagai pihak yang mencoba memecah NU dan Muhammadiyah di arena muktamar kali ini.
“Peserta Muktamar NU dan Muhammadiyah harus mewaspadai politik pecah belah, politik belah bambu dan memunculkan ormas tandingan,” kata pengamat politik Ahmad Yazid dalam pernyataan kepada suaranasional, Sabtu (1/8).
Menurut Yazid, bukti adanya politik belah bambu sudah terlihat di partai politik. “Lihat saja Golkar dan PPP pecah. Kemungkinan ada pihak-pihak tertentu yang menginginkan NU dan Muhammadiyah terpecah terlebih lagi saat Pilpres 2015 Kiai Said Aqil Siradj bukan mendukung Jokowi,” papar Yazid.
Kata Yazid, NU mempunyai posisi yang sangat strategis bagi penguasa karena mempunyai anggota jutaan. “Saat ini rezim penguasa butuh dukungan dari NU karena memiliki jutaan warga, begitu juga terhadap Muhammadiyah,” papar Yazid.
Yazid berharap pemerintah tidak melakukan politik obok-obok terhadap NU dan Muhammadiyah di muktamar kali ini. “Pemerintah tidak usah ikut campur tangan termasuk mendukung salah satu calon Ketum PBNU maupun Ketum PP Muhammadiyah,” pungkas Yazid.