Kharisma dan kapabilitas Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden boleh jadi merupakan kelemahan pribadi yang tak bisa ditutupi. Sementara Wapres JK seakan menjadi penonton yang menikmati kesalahan demi kesalahan yang dibuat oleh duetnya.
Demikian dikatakan wartawan senior Derek Manangka di akun Facebook-nya beberapa hari yang lalu.
Kata Derek, JK yang dikenal lebih senior dalam berpolitik dan berpengalaman sepertinya tidak tergerak untuk menutupi lobang-lobang kelemahan yang dibuat duetnya.
“Wapres mungkin sedang menunggu sebuah momen di mana pada akhirnya rakyat membuat keputusan: “Jokowi No, Jusuf Kalla Yes”. Otak-atik tentang duet Jokowi-JK yang dikesankan sudah “pecah kongsi” dan gambarannya sedang anda baca, tidak muncul begitu saja,” ungkap Derek.
Kata Derek, kalau ada persepsi sementara yang menyimpulkan bahwa pada hakekatnya duet Jokowi-JK saat ini sudah “pecah kongsi”, bukanlah sebuah perspektif yang dikarang-karang apalagi tujuannya untuk menggerogoti pemerintahan.
“Sorotan diangkat, justru untuk mencegah jangan sampai publik terus dibohongi.Pemimpin jangan menganggap ratusan juta penduduk Indonesia masih bisa dikelabui dengan pernyataan yang berputar-putar.Rakyat menjerit soal beras plastik, tapi Wapres dan Presiden bersilang pendapat,” ungkap Derek.
Derek mengungkapkan, dalam soal perombakan kabinet misalnya yang paling sering menyuarakan rencana perombakan kabinet justru datang dari Wakil Presiden.
“Sikap ini semakin memperkuat kecurigaan bahwa hubungan Presiden dan Wakil Presiden sesungguhnya memang sudah tidak harmonis,” pungkas Derek.