Banyaknya sampah di Bekasi membuat Pemkab Bekasi mewacanakan zero sampah dengan membangun pembangkit listrik tenaga sampah. Lokasi pembangunan terletak di TPS Sumur Batu, Kota Bekasi.
“Kalau hari ini berjalan (sampah menjadi listrik) akan menjadi momentum bukan hanya di kota Bekasi tetapi juga di Indonesia,” kata Anas Efendi Wali Kota Bekasi dalam sambutannya pada peluncuran pembangunan alat pembangkit listrik tenaga sampah di TPS Sumur Batu, Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (10/6/2015).
Anas pun mengutarakan sampah dari Pemkab Bekasi ini akan menjadi bahan bakar penggerak turbin yang akan menghasilkan energi listrik. Energi listrik tersebut akan dijual ke PLN berdasarkan mekanisme.
“Sampah tidak lagi menjadi beban akan tetapi menghasilkan keuntungan,” ucap Anas.
“Pak JK bilang lebih cepat lebih baik,” tutur Anas yang meminta para satuan kerja perangkat daerah (SKPD) untuk menyelesaikan program itu sesingkat mungkin.
Sementara itu, di lokasi yang sama, Tedi Sujarwanto menyatakan pembangkit listrik tenaga sampah dari NWI Group, program pada tahap pertama ini nilainya Rp 130 miliar. Bahkan Program juga sudah dilakukan di negara maju.
Tedy menambahkan menurutnya, satu ton sampah bisa menghasilkan 250 kwh dan dapat menerangi 250 kepala keluarga (KK). 36 Ribu meter kubik sampah di kota Bekasi bisa menghasilkan 120 juta watt. Jumlah itu dapat menerangi 60 ribu KK dengan listrik 2.000 watt. Untuk diketahui, jumlah KK sekota Bekasi berdasarkan data 2014 sekitar 567.739 KK
“Mekanisme pembangkit listrik tenaga sampah itu yakni sampah dibakar dengan suhu 1.000 derajat celcius. Kemudian sampah akan menghasilkan uap dan uap akan menghasilkan turbin yang akan menghasilkan energi listrik. Sampah yang dibakar tidak akan menghasilkan polusi karena sampah dibakar dengan suhu 1.000 derajat dan karbondioksida (polutan) akan hilang dalam suhu 750 derajat celcius dalam waktu dua detik”, jelas Tedi
Tedi rencananya di tahap selanjutnya akan membangun 1 unit pembangkit listrik tenaga sampah dengan jangka waktu 12 bulan. Selanjutnya 4 unit pembangkit listrik dengan jangka waktu 1 Tahun 6 Bulan(18 Bulan).
“Nilai investasi Rp 780 miliar,” tutup Tedi.