Kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk mendapatkan keuntungan yang digunakan biaya pencitraan dirinya.
“Menaikkan BBM ini adalah fresh money untuk bayar pencitraan dirinya yang terus menerus untuk bertahan di kursi kekuasaan,” kata pengamat politik Muslim Arbi, Senin (2/1).
Menurut Muslim, kebijakan Jokowi menaikkan harga BBM sangat membebani rakyat kecil.
“Ini akan berpengaruh pada kebutuhan pokok, transportasi. Beras sudah mahal, akan mahal lagi dengan kenaikan BBM,” tegas aktivis ITB era 80-an ini.
Kata Muslim, Jokowi hanya menjadikan rakyat sebagai kelinci percobaan dengan berbagai kebijakannya.
“Rakyat diperas dengan memenuhi kebutuhan pokok yang berat, keamanan tidak terjamin karena aksi begal di mana-mana. Jika Jokowi ditanya persoalan itu, selalu jawabanya bukan urusan saya,” tegas Muslim.
Selain itu, rakyat pun tidak tahu hasil keuntungan pemerintah maupun subsidi yang diberikan ke masyarakat akibat kenaikan harga BBM Rp6500 ke Rp8500
“Soal kenaikkan BBM dari Rp 6500 ke Rp 8500 saja ke mana selisih harga kenaikkan itu rakyat tidak pernah tahu padahal dengan berbagai dalih untuk kepentingan publik, tetapi sampai sekarang tidak jelas,” paparnya.