Menteri BUMN, Rini Soemarno sangat berbahaya bagi kedaulatan bangsa karena dalam kebijakannya sangat menguntungkan pihak asing.
“Rini menjadikan BUMN sebagai alat untuk mengakumulasi keuantungan dengan cara pertama, menumpuk utang luar negeri, kedua, melakukan privatisasi BUMN lewat bursa saham, ketiga, menumpuk utang dengan melakuk listed utang /refinancing,” kata Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamudin Daeng, Senin (15/12).
Menurut Salamuddin, di tengah derasnya penolakan publik terhadap privatisasi BUMN, Rini Soemarno tidak ragu ragu melakukan deal deal tertutup dengan bank bank pembiayaan internasional dalam rangka memperoleh utang luar negeri.
“Salah satunya adalah penandatangan kerja sama atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian BUMN dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI), PT PLN, dan China International Fund (CIF) berlangsung tertutup. BUMN strategis ini hendak dijual ke lembaga keuangan internasional dalam rangka memobilisasi uang secara cepat,” jelasnya.
Ia pun menuturkan, sekarang BUMN praktis bertahan dalam tumpukan utang. Untuk dapat melunasi utang BUMN mengeruk rakyat untuk dapat rupiah.
“Kalau rakyat sudah sengsara, sekarat, dan tidak mampu beli BBM, listrik, bayar ongkos kereta Api, maka BUMN, maka BUMN tidak tidak sanggup lagi untuk bayar utang. Belum lagi jika rupiah terus merosot maka utang luar negeri dalam bentuk dolar ini akan meningkat berkali kali lipat. Cepat atau lambat BUMN semuanya akan jatuh ke tangan asing,” pungkasnya.
menteri begini bagusnya diarak di jln.