Perbedaan dalam penentuan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal merupakan persoalan politik yang menunjukkan ego masing-masing ormas Islam.
“Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal adalah peristiwa agama. Kalau ada beda hari dalam penentuan, itu politik. Mau sampai kapan?” kata Wakil Katib Syuriah PWNU DKI KH Taufik Damas di akun Twitter-nya, Selasa (18/4/2023).
Umat Islam tidak perlu bicara peradaban, kata Kiai Taufik, jika masih ribut dalam menentukan awal Ramadhan dan 1 Syawal.
“Jangan ngomong soal Peradaban kalau urusan satu Ramadhan dan satu Syawal masih ribet. Di mana peradabannya,” jelasnya.
Pemerintah memprediksi penetapan 1 Syawal 1444 H pada Sabtu, 22 April 2023. Wakil Menteri Agama (Wamenag), Zainut Tauhid Sa’adi menyatakan, hal ini karena pada 21 April 2023 posisi hilal masih di bawah ufuk.
Maka Pemerintah baru akan melakukan sidang isbat pada 20 April 2023 mendatang.
“Kemenag Insya Allah akan melaksanakan sidang isbat pada 20 April 2023. Di mana dalam perhitungannya, hilal memang masih di bawah ufuk dan memang sangat mungkin ada perbedaan,” terangnya.
Dia mengatakan, bahwa Idul Fitri di tahun 2023 ini diperkirakan akan ada perbedaan antara pemerintah dan Muhammadiyah.
Meskipun ada perbedaan, Wamenag mengimbau agar masyarakat khsususnya umat Islam agar saling menghargai satu sama lainnya. Dan tetap menjalin silaturahmi, walau merayakan lebaran di waktu berbeda.
“Kami imbau kepada masyarakat menjaga kerukunan persaudaraan, saling menghormati, saling memuliakan, perbedaan. Dan bukan sebagai faktor yang memecah belah persaudaraan sesama umat Islam dan sesama anak bangsa,” katanya dalam keterangan resminya.