Upaya pencegahan banjir di wilayah Bengawan Njeroh terus digencarkan. Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) Kabupaten Lamongan bersama Dinas PU SDA Provinsi Jawa Timur dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo melakukan pembersihan enceng gondok secara besar-besaran di sepanjang aliran sungai tersebut.
Bengawan Njeroh sendiri mengaliri enam kecamatan rawan banjir di Kabupaten Lamongan, yakni Kecamatan Karanggeneng, Turi, Kalitengah, Karangbinangun, Glagah, dan Deket. Enceng gondok yang tumbuh masif selama ini dinilai menjadi salah satu faktor penghambat aliran air, terutama saat intensitas hujan meningkat.
Dalam kegiatan tersebut, petugas menggunakan berbagai peralatan berat dan khusus, antara lain excavator amfibi, perahu pencacah enceng gondok, serta kapal pengangkat tanaman air. Langkah ini dilakukan untuk memastikan aliran sungai tetap lancar dan berfungsi optimal sebagai saluran utama pengendali banjir.
Ketua perwakilan PU SDA Provinsi Jawa Timur, Sunjani, menjelaskan bahwa pembersihan enceng gondok merupakan bagian dari program rutin pengendalian sungai di wilayah rawan banjir.
“Pembersihan enceng gondok ini merupakan bagian dari upaya menjaga kelancaran aliran air agar fungsi sungai tetap optimal, khususnya dalam mendukung pengendalian banjir di wilayah rawan, terutama di Bengawan Njeroh,” ujar Sunjani saat dikonfirmasi.
Ia menambahkan, selain berdampak pada pengendalian banjir, sungai yang bersih juga memiliki potensi lain bagi masyarakat.
“Jika aliran sungai lancar dan bersih, Bengawan Njeroh juga bisa dimanfaatkan untuk olahraga air seperti dayung, yang cukup digemari oleh masyarakat dan pemuda sekitar,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PU Sumber Daya Air Kabupaten Lamongan, Erwin Sulistya Pambudi, mengatakan pihaknya telah melakukan pemetaan titik-titik pertumbuhan enceng gondok yang dinilai kritis dan membutuhkan penanganan segera.
“Kami sudah memetakan titik-titik enceng gondok. Dalam pelaksanaan ini, kami menggunakan lima alat hasil kolaborasi antara BBWS Bengawan Solo, PU SDA Provinsi Jawa Timur, dan PU SDA Lamongan,” jelas Erwin.
Adapun alat yang dikerahkan meliputi dua unit excavator amfibi, satu unit kapal pengangkat enceng gondok, serta dua unit perahu pencacah. Selain itu, satu unit excavator amfibi milik BBWS Bengawan Solo disiagakan di jalur Priyoso Kuro.
“Khusus perahu pencacah, difungsikan untuk mengurai enceng gondok agar dapat dialirkan menuju beberapa pintu air, seperti Sluis Kuro Kali, jalur pembuangan Dam Tambakombo di Kali Malang, dan Kali Corong,” paparnya.
Erwin juga menekankan pentingnya peran serta semua pihak, termasuk pemerintah desa yang wilayahnya terdampak langsung oleh keberadaan enceng gondok.
“Kami berharap kerja sama dari semua pihak untuk ikut terlibat dan berkoordinasi, baik secara langsung maupun melalui masukan dan informasi. Terutama kepada pemerintah desa yang wilayahnya terdampak enceng gondok ini,” ujarnya.
Ia berharap, melalui sinergi lintas instansi dan lintas sektor, permasalahan enceng gondok di Bengawan Njeroh dapat segera teratasi.
“Semoga upaya ini bisa mengurangi risiko banjir dan tidak lagi mengganggu aktivitas masyarakat, khususnya pada tahun ini,” pungkas Erwin.
Dengan kolaborasi yang solid antara pemerintah daerah, provinsi, dan pusat, pembersihan aliran sungai Bengawan Njeroh diharapkan dapat berjalan optimal serta menjadi langkah nyata dalam menjaga keselamatan dan kenyamanan masyarakat Lamongan dari ancaman banjir. Pewarta: Hadi Hoy





